Pasar Tradisional Indonesia Bisa Tiru Jepang dan Korea
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong menginginkan pasar Santa atau pasar-pasar tradisional lainnya di Indonesia yang sarat tempat berkumpul anak muda sama seperti di Korea dan Jepang. Pasalnya, di dua negara tersebut pasar-pasar buka hingga pukul 04.00 pagi.
Alasan mereka membuka hingga sebelum subuh tersebut diungkap Mendag Tom, untuk memberikan ruang gerak dan aktivitas yang banyak terhadap kawula muda di sana. (Baca: Mendag Apresiasi Pasar Santa dari Tradisional Jadi Tempat Gaul)
"Pasar Santa Ini juga populer sebagai tempat nongkrong, tapi saya yakin masih bisa maksimal. Kayak di Jepang dan Korea kan mereka bisa sampai jam 4 pagi. Itu yang nanti akan kita lihat trennya akan seperti apa," ujar Mendag Tom di Pasar Santa, Jakarta, Jumat (16/10/2015)
Di samping itu, lanjut Tom, pasar-pasar tradisional saat ini sedang sulit bersaing dengan pasar modern. Namun bukan berarti tidak bisa dicari kelemahannya. Pasar modern terkesan standar semua.
"Kita kan sering dengar pasar tradisional susah bersaing dengan toko modern. Tapi justru toko modern itu standar semua dari segi barang-barangnya, mereka punya produk dengan standar yang sama semua. Sementara pasar tradisional bisa menampilkan ciri khasnya," katanya. (Baca: Mendag Malu-malu Bilang Pemerintah Akan Impor Beras)
Pasar Tradisional bisa menunjukkan ciri khasnya terutama untuk yang berdiri di daerah-daerah. Ciri khas tersebut bisa dengan kulinernya dan hiasan-hiasan khas kota. "Jadi mereka harus cari ciri khas yang sulit ditiru oleh minimarket dan supermarket. Karena pasar modern itu tidak bisa bersaing di bidang itu," pungkasnya.
Alasan mereka membuka hingga sebelum subuh tersebut diungkap Mendag Tom, untuk memberikan ruang gerak dan aktivitas yang banyak terhadap kawula muda di sana. (Baca: Mendag Apresiasi Pasar Santa dari Tradisional Jadi Tempat Gaul)
"Pasar Santa Ini juga populer sebagai tempat nongkrong, tapi saya yakin masih bisa maksimal. Kayak di Jepang dan Korea kan mereka bisa sampai jam 4 pagi. Itu yang nanti akan kita lihat trennya akan seperti apa," ujar Mendag Tom di Pasar Santa, Jakarta, Jumat (16/10/2015)
Di samping itu, lanjut Tom, pasar-pasar tradisional saat ini sedang sulit bersaing dengan pasar modern. Namun bukan berarti tidak bisa dicari kelemahannya. Pasar modern terkesan standar semua.
"Kita kan sering dengar pasar tradisional susah bersaing dengan toko modern. Tapi justru toko modern itu standar semua dari segi barang-barangnya, mereka punya produk dengan standar yang sama semua. Sementara pasar tradisional bisa menampilkan ciri khasnya," katanya. (Baca: Mendag Malu-malu Bilang Pemerintah Akan Impor Beras)
Pasar Tradisional bisa menunjukkan ciri khasnya terutama untuk yang berdiri di daerah-daerah. Ciri khas tersebut bisa dengan kulinernya dan hiasan-hiasan khas kota. "Jadi mereka harus cari ciri khas yang sulit ditiru oleh minimarket dan supermarket. Karena pasar modern itu tidak bisa bersaing di bidang itu," pungkasnya.
(dmd)