Stok Minyak Mentah Arab Saudi Cetak Rekor
A
A
A
RIYADH - Arab Saudi, eksportir minyak terbesar di dunia mencatat rekor stok minyak mentah demi mempertahankan pangsa pasar.
Joint Organisations Data Initiative (JODI) menyebutkan, stok minyak mentah komersial pada Agustus naik menjadi 326,6 juta barel, tertinggi sejak 2002 dari 320,2 juta barel pada Juli. Ekspor minyak turun menjadi 7 juta barel per hari (bph) dari sebelumnya 7,28 juta bph.
"Penurunan ekspor minyak mentah Saudi mencerminkan realitas pasar," kata analis independen, yang berbasis di London, Mohammed Ramady, seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (19/10/2015).
Menurut dia, hal itu normal karena musim gugur ini pasar menjadi sangat kompetitif, dengan banyak negara yang tergabung dalam Organisasi Negara-negara pengekspor Minyak (OPEC) menjual minyak dengan harga diskon dan di bawah harga minyak mentah Saudi. (Baca: Harga Minyak Dekati USD47/Barel Dipicu Data PDB China)
Stok minyak mentah telah berada di rekor tertinggi sejak Mei, sebulan sebelum produksi Arab Saudi mencapai rekor tertinggi sebanyak 10,5 juta bph. Saudi telah mendorong OPEC untuk meningkatkan produksi demi mempertahankan pangsa pasar, meninggalkan peran sebelumnya mengurangkan produksi untuk meningkatkan harga.
Harga minyak mentah Brent telah turun 12% sepanjang tahun ini karena Arab Saudi mendorong OPEC untuk meningkatkan produksi demi mempertahankan pangsa pasar di tengah banjir pasokan global. Minyak Brent berjangka untuk pengiriman Desember ditutup di USD50,46/barel di London, naik 73 sen pada khir pekan lalu.
Arab Saudi mengurangi produksi minyak pada Agustus menjadi 10,27 juta bph dari bulan sebelumnya sebanyak 10,36 juta bph. Saudi mengatakan bahwa OPEC memproduksi 10,23 bph pada September, di bawah Juli sebanyak 10,56 bph, melebihi rekor sebelumnya pada 1980.
"Kenaikan stok minyak mentah Saudi merupakan bagian dari strategi pangsa pasar," kata Ramady.
Menurut dia, Arab Saudi tidak akan menurunkan produksi minyak di bawah 10,2 juta bph, sehingga akan banyak sisa minyak sebagai stok. Dia mengaku telah melihat tren ini selama beberapa bulan dan akan berlanjut selama Riyadh ingin mempertahankan pangsa di kondisi pasar yang sangat kompetitif.
Joint Organisations Data Initiative (JODI) menyebutkan, stok minyak mentah komersial pada Agustus naik menjadi 326,6 juta barel, tertinggi sejak 2002 dari 320,2 juta barel pada Juli. Ekspor minyak turun menjadi 7 juta barel per hari (bph) dari sebelumnya 7,28 juta bph.
"Penurunan ekspor minyak mentah Saudi mencerminkan realitas pasar," kata analis independen, yang berbasis di London, Mohammed Ramady, seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (19/10/2015).
Menurut dia, hal itu normal karena musim gugur ini pasar menjadi sangat kompetitif, dengan banyak negara yang tergabung dalam Organisasi Negara-negara pengekspor Minyak (OPEC) menjual minyak dengan harga diskon dan di bawah harga minyak mentah Saudi. (Baca: Harga Minyak Dekati USD47/Barel Dipicu Data PDB China)
Stok minyak mentah telah berada di rekor tertinggi sejak Mei, sebulan sebelum produksi Arab Saudi mencapai rekor tertinggi sebanyak 10,5 juta bph. Saudi telah mendorong OPEC untuk meningkatkan produksi demi mempertahankan pangsa pasar, meninggalkan peran sebelumnya mengurangkan produksi untuk meningkatkan harga.
Harga minyak mentah Brent telah turun 12% sepanjang tahun ini karena Arab Saudi mendorong OPEC untuk meningkatkan produksi demi mempertahankan pangsa pasar di tengah banjir pasokan global. Minyak Brent berjangka untuk pengiriman Desember ditutup di USD50,46/barel di London, naik 73 sen pada khir pekan lalu.
Arab Saudi mengurangi produksi minyak pada Agustus menjadi 10,27 juta bph dari bulan sebelumnya sebanyak 10,36 juta bph. Saudi mengatakan bahwa OPEC memproduksi 10,23 bph pada September, di bawah Juli sebanyak 10,56 bph, melebihi rekor sebelumnya pada 1980.
"Kenaikan stok minyak mentah Saudi merupakan bagian dari strategi pangsa pasar," kata Ramady.
Menurut dia, Arab Saudi tidak akan menurunkan produksi minyak di bawah 10,2 juta bph, sehingga akan banyak sisa minyak sebagai stok. Dia mengaku telah melihat tren ini selama beberapa bulan dan akan berlanjut selama Riyadh ingin mempertahankan pangsa di kondisi pasar yang sangat kompetitif.
(rna)