BPJS Ketenagakerjaan Gelar Konferensi SP Sedunia
A
A
A
KUTA - Serikat Pekerja (SP) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menggelar seminar dan konferensi internasional yang diikuti organisasi dan lembaga jaminan sosial di 19 negara dunia.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G Masasya mengatakan, ini pertama kalinya Indonesia menyelenggarakan seminar sekaligus konferensi yang diikuti berbagai pemangku kepentingan terkait jaminan sosial dari 19 negara.
"Kami berinisiatif mengundang praktisi dari berbagai negara, termasuk serikat pekerjanya untuk melihat perkembangan tran jaminan sosial di dunia," katanya dalam pembukaan Workshop and Conference Workers Unions of International Social Security 2015 di Patrajasa Hotel, Kuta, Bali, Selasa (20/10/2015).
Menurutnya, seminar tersebut akan membahas isu global terbaru terkait jaminan sosial yang menjadi perbincangan masyarakat pekerja, khususnya yang berkecimpung dalam organisasi pekerja di bidang jaminan sosial.
"Hasil dari seminar tersebut diharapkan bisa menjadi solusi terkait permasalahan yang saat ini ada, tidak hanya untuk pekerja di Indonesia tapi juga diberbagai belahan dunia," imbuh Elvyn.
Sementara, Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dakhiri menjelaskan kemajuan suatu bangsa diukur dari seberapa berjalan program jaminan sosial yang diterapkan negara tersebut. Untuk itu pemerintah berupaya mengurangi disparitas tenaga kerja dari segi wilayah dan upah.
"Mereka seharusnya mempunyai akses yang sama dari segi pengupahan dan jaminan sosial tenaga kerja, pusat industri masih terkonsen di Jawa, sedangkan Kalimantan, NTT, dan Papua belum mendapatkan kesempatan yang sama," tutur dia.
Ketua Umum Serikat Pekerja BPJS Ketenagakerjaan Abdur Rahman Irsyadi menyatakan, tujuan penyelenggaraan kegiatan ini selain mencermati perkembangan global, juga bisa menjadi sharing pengalaman dan best practice antara lembaga jaminan sosial di dunia.
"Dengan dilakukan pertemuan ini diharapkan dapat membentuk suatu forum yang mewadahi para pekerja yang berprofesi di sektor jaminan sosial," kata Rahman.
Sebagai catatan, kegiatan ini berlangsung dari 19-23 Oktober 2015. Negara-negara perwakilan organisasi dan pekerja lembaga jaminan sosial terdiri dari Amerika, Afrika, Eropa, Australia dan Australia.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G Masasya mengatakan, ini pertama kalinya Indonesia menyelenggarakan seminar sekaligus konferensi yang diikuti berbagai pemangku kepentingan terkait jaminan sosial dari 19 negara.
"Kami berinisiatif mengundang praktisi dari berbagai negara, termasuk serikat pekerjanya untuk melihat perkembangan tran jaminan sosial di dunia," katanya dalam pembukaan Workshop and Conference Workers Unions of International Social Security 2015 di Patrajasa Hotel, Kuta, Bali, Selasa (20/10/2015).
Menurutnya, seminar tersebut akan membahas isu global terbaru terkait jaminan sosial yang menjadi perbincangan masyarakat pekerja, khususnya yang berkecimpung dalam organisasi pekerja di bidang jaminan sosial.
"Hasil dari seminar tersebut diharapkan bisa menjadi solusi terkait permasalahan yang saat ini ada, tidak hanya untuk pekerja di Indonesia tapi juga diberbagai belahan dunia," imbuh Elvyn.
Sementara, Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dakhiri menjelaskan kemajuan suatu bangsa diukur dari seberapa berjalan program jaminan sosial yang diterapkan negara tersebut. Untuk itu pemerintah berupaya mengurangi disparitas tenaga kerja dari segi wilayah dan upah.
"Mereka seharusnya mempunyai akses yang sama dari segi pengupahan dan jaminan sosial tenaga kerja, pusat industri masih terkonsen di Jawa, sedangkan Kalimantan, NTT, dan Papua belum mendapatkan kesempatan yang sama," tutur dia.
Ketua Umum Serikat Pekerja BPJS Ketenagakerjaan Abdur Rahman Irsyadi menyatakan, tujuan penyelenggaraan kegiatan ini selain mencermati perkembangan global, juga bisa menjadi sharing pengalaman dan best practice antara lembaga jaminan sosial di dunia.
"Dengan dilakukan pertemuan ini diharapkan dapat membentuk suatu forum yang mewadahi para pekerja yang berprofesi di sektor jaminan sosial," kata Rahman.
Sebagai catatan, kegiatan ini berlangsung dari 19-23 Oktober 2015. Negara-negara perwakilan organisasi dan pekerja lembaga jaminan sosial terdiri dari Amerika, Afrika, Eropa, Australia dan Australia.
(izz)