Rizal Ramli: Jokowi Punya Nyali, SBY Tidak

Selasa, 20 Oktober 2015 - 18:21 WIB
Rizal Ramli: Jokowi...
Rizal Ramli: Jokowi Punya Nyali, SBY Tidak
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Rizal Ramli tidak hanya menyindir para menteri dalam pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla‎ (Jokowi-JK). Menteri yang terkenal dengan jurus 'Rajawali Kepret' ini juga mengeluarkan jurus mautnya yang ditujukan pada mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Menurutnya, SBY dalam 10 tahun masa kepemimpinannya tidak bisa melakukan pengelolaan sumber daya alam (SDA) dengan baik. Salah satunya dalam pengelolaan Blok Cepu, Jawa Tengah.

"Teman-teman bisa katakan apapun tentang Jokowi, tetapi saya katakan di sini, dia (Jokowi) punya nyali. Ada yang 10 tahun berkuasa (SBY) tapi tidak punya nyali," ujar Rizal dalam acara Rembug Nasional Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-JK di Jakarta, Selasa (20/10/2015).

Dia mengatakan, kritikan yang dilontarkannya terhadap SBY bukan tanpa alasan. Karena, dia memiliki sejarah panjang dengan kasus Blok Cepu tersebut lantaran pernah dimintai pendapat oleh SBY terkait pengelolaan Blok Cepu pada 2006-2007.

Mantan Menko bidang Perekonomian ini akhirnya menyarankan kepada SBY agar pengelolaan Blok Cepu tidak hanya diberikan kepada Exxon Mobile selaku operator, namun pemerintah kala itu juga disarankan untuk mengundang investor lain dari Jepang dan China.‎

"Saya saat itu senang karena saran-saran saya dicatat. Saya sampai nyanyi-nyanyi Halo-Halo Bandung pulang dari Istana karena rakyat akan diuntungkan, rakyat Indonesia akan kantongi untung USD20 miliar," tutur Rizal.

Sayangnya, Rizal mendapati kenyataan lain saat SBY kembali dari New York pasca bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) kala itu, George Washington Bush. Pasalnya, saran yang diberikan kepada SBY tersebut tidak diikuti sama sekali karena pengoperasian Blok Cepu hanya diberikan kepada Exxon Mobile.‎

"Bahkan ketika itu, semua direksi Pertamina yang tidak setuju dengan Exxon dipecat dan diganti sama yang tidak ngerti. Lalu dikirimkan negosiator yang tidak mengerti masalah itu, kalau tidak salah namanya saudara Rizal Mallarangeng. Ya sudah jadinya, main tanda tangan saja, gagal lagi kan," tutur dia.

Mantan Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) ini juga menyindir soal pembangunan infrastruktur era SBY yang terkesan lamban.‎ Pasalnya, SDA yang berlimpah dan dimiliki Indonesia tersebut berbanding terbalik dengan hasil yang didapat masyarakat Indonesia.

"Mineral tambang batu bara banyak pengusaha nasional, tapi rakyat Kalimantan tidak berubah infrastruktur, ngapain saja pemerintah yang lalu 10 tahun (SBY). Listrik saja di sana tidak punya," tandasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8105 seconds (0.1#10.140)