Rupiah Fluktuatif, Gubernur BI Bilang Tak Terlalu Buruk
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengungkapkan, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang terjadi pasca menguat signifikan baru-baru ini bukanlah fluktuasi yang terlalu buruk dan harus dikhawatirkan.
Dia mengatakan, kondisi mata uang Garuda yang naik turun saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal, terutama terkait perkembangan ekonomi di China, normalisasi kebijakan Federal Reserve (The Fed) dan harga komoditas yang terus terkoreksi.
"Saya rasa kalau sekarang banyak faktor eksternal dan tiga yang utama adalah kondisi perkembangan ekonomi di China, normalisasi kebijakan The Fed dan harga komoditas yang terus terkoreksi. Jadi, tiga faktor itu yang paling dominan," katanya di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (21/10/2015).
Menurutnya, fluktuasi nilai tukar rupiah saat ini masih di bawah 10%, sehingga bukan suatu fluktuasi yang terlalu buruk. Secara umum, kondisi tersebut masih bisa diterima dibanding flutkuasi yang terjadi pada mata uang lain.
"Kamu lihat kondisi Brasil, Turki, Afrika Selatan, Rusia itu mereka jauh lebih tinggi volatilitasnya. Tapi secara umum kita volatilitasnya di bawah 10% dalam keadaan yang bisa diterima," tandasnya.
Baca:
Rupiah Siang Ini Koreksi, IHSG Naik Tinggi
Rupiah Dibuka Tiarap ke Rp13.700-an/USD
Dia mengatakan, kondisi mata uang Garuda yang naik turun saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal, terutama terkait perkembangan ekonomi di China, normalisasi kebijakan Federal Reserve (The Fed) dan harga komoditas yang terus terkoreksi.
"Saya rasa kalau sekarang banyak faktor eksternal dan tiga yang utama adalah kondisi perkembangan ekonomi di China, normalisasi kebijakan The Fed dan harga komoditas yang terus terkoreksi. Jadi, tiga faktor itu yang paling dominan," katanya di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (21/10/2015).
Menurutnya, fluktuasi nilai tukar rupiah saat ini masih di bawah 10%, sehingga bukan suatu fluktuasi yang terlalu buruk. Secara umum, kondisi tersebut masih bisa diterima dibanding flutkuasi yang terjadi pada mata uang lain.
"Kamu lihat kondisi Brasil, Turki, Afrika Selatan, Rusia itu mereka jauh lebih tinggi volatilitasnya. Tapi secara umum kita volatilitasnya di bawah 10% dalam keadaan yang bisa diterima," tandasnya.
Baca:
Rupiah Siang Ini Koreksi, IHSG Naik Tinggi
Rupiah Dibuka Tiarap ke Rp13.700-an/USD
(rna)