Infrastruktur Tak Maksimal Indonesia Kalah Bersaing

Kamis, 22 Oktober 2015 - 10:49 WIB
Infrastruktur Tak Maksimal...
Infrastruktur Tak Maksimal Indonesia Kalah Bersaing
A A A
JAKARTA - Pembangunan infrastruktur di Indonesia saat ini masih belum maksimal, salah satunya pemenuhan kebutuhan listrik. Hal ini mengakibatkan Indonesia kehilangan daya saing karena tak didukung infrastruktur memadai.

Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Hary Tanoesoedibjo (HT) mengatakan, krisis listrik terjadi karena hingga saat ini Indonesia belum mampu memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam (SDA) dan memaksimalkan pembangunan infrastruktur.

"Krisis listrik terjadi bukan hanya di Gorontalo, namun di berbagai tempat seperti Sulawesi dan Kalimantan," kata HT usai acara deklarasi dan pelantikan DPW dan DPD Partai Perindo Gorontalo, Rabu, 21 Oktober 2015.

HT mencontohkan, di Kalimantan saja yang merupakan penghasil batu bara terbesar di Indonesia masih harus impor listrik dari Malaysia untuk memenuhi kebutuhannya. Seharusnya, batu bara bisa dijadikan sebagai sumber listrik, sehingga SDA tersebut bisa bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat Kalimantan.

Sebagai informasi, untuk rasio elektrifikasi Indonesia berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru mencapai sekitar 86%. Sebagai pembanding Singapura telah mencapai 100%, Brunei 99,7%, Thailand 99,3%, Malaysia 99% dan Vietnam mencapai 98%.

Menurutnya, ketika memasuki 1980-an hingga 1990-an masuk ke era industri. Era tersebut merupakan pergeseran setelah kejayaan minyak pada 1970-an tidak berlanjut seiring turunnya harga minyak.

"Indonesia mulai mampu bergerak bergeser dan menciptakan basis industri yang kuat. Khususnya di pulau Jawa banyak pabrik didirikan. Ini menyerap pekerja yang besar. Tanpa kita sadari itu merupakan tulang punggung pembangunan ekonomi pada saat itu," ujar dia.

Namun, pada pertengahan era 1990-an sampai 2000-an, pemerintah lupa merencanakan pembangunan industri harus diikuti dengan infrastruktur kuat, logistik kuat, sumber daya manusia yang kuat, termasuk pendidikan.

Akibatnya, Indonesia tertinggal dan banyak pelaku industri pindah ke negara lain seperti China, Vietnam, dan negara lain. Untungnya, pada 2000-an Indonesia tertolong oleh berbagai komoditas, seperti batu bara, karet, kelapa sawit, timah dan berbagai komoditas lainnya. Namun kini semuanya tak ada lagi.

Persoalan infrastruktur tersebut, harus menjadi perhatian. "Selain listrik, pembangunan jalan, pelabuhan, jembatan, supaya ekonomi menjadi lancar," tambah HT.

Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengungkapkan, kurangnya pasokan listrik menjadi penyebab terjadinya krisis listrik di sejumlah wilayah seperti Kalimantan dan Sulawesi.

"Pasokan listrik kurang karena pembangunan pembangkit baru tertinggal jauh dibandingkan dengan kebutuhan listrik," kata dia.

Kedua, terbatasnya cadangan daya mengakibatkan listrik langsung padam jika ada pembangkit yang mengalami gangguan. Di sisi lain, penyebab Kalimantan mesti impor listrik meskipun dia penghasil batu bara adalah masih banyaknya sejumlah pembangkit yang beroperasi namun reliabilitasnya rendah dan karena itu frekuensi outage menjadi lebih banyak.

Fabby mengatakan, pemerintah harus membangun pembangkit secepat mungkin untuk mengatasi krisis listrik yang selama ini berlangsung.

Ketua DPW Partai Perindo Gorontalo Yakub Tangahu mengatakan, krisis listrik menjadi permasalahan di Gorontalo selain kemarau panjang.

Dia meminta seluruh kader Perindo Gorontalo untuk bergandeng tangan membangun dan melayani masyarakat di provinsi tersebut. "Kami siap mengibarkan bendera Partai Perindo di Gorontalo. Bersama masyarakat Gorontalo membangun negara ini bersama-sama," ujarnya.

Perwakilan Gubernur Gorontalo Mitran Tuna mengatakan, kehadiran Partai Perindo dapat memberikan satu kekuatan dalam proses demokrasi di Gorontalo. "Saya mengajak Partai Perindo untuk senantiasa bersinergi dengan pemerintah Provinsi Gorontalo dan elemen-elemen masyarakat dalam membangun Gorontalo," kata dia.

Selain Gorontalo, HT juga mendeklarasikan DPW dan DPD Sulawesi Tengah dengan tegas dia meminta seluruh kader Partai Perindo untuk berjuang militan mewujudkan Indonesia sejahtera sesuai basis perjuangan partai. Dia juga mengingatkan kader selalu menjaga integritas partai.

(Teddy Febrianto)
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8912 seconds (0.1#10.140)