Ekonomi Lesu, Pertamina Tak Lakukan PHK
Kamis, 22 Oktober 2015 - 20:24 WIB
Ekonomi Lesu, Pertamina Tak Lakukan PHK
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto menyatakan, perseroannya saat ini sedang melakukan efisiensi di perusahaan lantaran kurs dolar yang sedang menguat terhadap rupiah dan rendahnya harga minyak dunia.
Meski demikian, efisiensi tersebut tidak dengan cara melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Pihaknya melakukan efisiensi di intern perusahaan terkait proses bisnis, tidak ada kaitannya dengan kepegawaian. (Baca: Laba Bersih Pertamina Kuartal III Turun Jadi Rp4,6 T).
"Kalau mungkin kawan kawan lihat, efisiensi itu kalau saya melihat peluangnya lebih besar pada proses bisnis. Dan yang menyangkut masalah personal, seperti kesejahteraan karyawan dan masa kerja karyawan tidak kita utik karena itu menyangkut motivasi. Untuk manajemen saya rasa hal yang jadi perhatian adalah dinas kita seleksi," katanya di Jakarta, Kamis (22/10/2015).
Selain itu, kendaraan operasional dan dinas juga dimasukkan dalam list efisiensi perseroan. "Fasilitas sudah lama yang kita pangkas. Kalau dulu mobil dinas pakai sekelas Mercy S sekarang pakai yang umum saja. Kita tidak beli baru sama sekali. Terus kalau ada perjalanan dinas, itu yang biasanya satu jabatan satu mobil, sekarang bersama-sama," tutur dia.
Bahkan, untuk dinas diupayakan selektif dengan mengusung keberlangsungan training yang efisien dan berkualitas. "Training kita harap jalan terus. Misalnya pengadaan, dulu ngadain sendiri-sendiri dengan harga yang sama, kita perketat," tegasnya.
Dwi mengatakan, untuk rencana efisiensi tahun depan, pihaknya akan menghemat dari sisi pengimporan elpiji untuk dalam negeri. "Kita tahun depan bakal hemat impor elpiji. Dengan begitu kita bisa irit USD100 juta," pungkas mantan Bos PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) ini.
Meski demikian, efisiensi tersebut tidak dengan cara melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Pihaknya melakukan efisiensi di intern perusahaan terkait proses bisnis, tidak ada kaitannya dengan kepegawaian. (Baca: Laba Bersih Pertamina Kuartal III Turun Jadi Rp4,6 T).
"Kalau mungkin kawan kawan lihat, efisiensi itu kalau saya melihat peluangnya lebih besar pada proses bisnis. Dan yang menyangkut masalah personal, seperti kesejahteraan karyawan dan masa kerja karyawan tidak kita utik karena itu menyangkut motivasi. Untuk manajemen saya rasa hal yang jadi perhatian adalah dinas kita seleksi," katanya di Jakarta, Kamis (22/10/2015).
Selain itu, kendaraan operasional dan dinas juga dimasukkan dalam list efisiensi perseroan. "Fasilitas sudah lama yang kita pangkas. Kalau dulu mobil dinas pakai sekelas Mercy S sekarang pakai yang umum saja. Kita tidak beli baru sama sekali. Terus kalau ada perjalanan dinas, itu yang biasanya satu jabatan satu mobil, sekarang bersama-sama," tutur dia.
Bahkan, untuk dinas diupayakan selektif dengan mengusung keberlangsungan training yang efisien dan berkualitas. "Training kita harap jalan terus. Misalnya pengadaan, dulu ngadain sendiri-sendiri dengan harga yang sama, kita perketat," tegasnya.
Dwi mengatakan, untuk rencana efisiensi tahun depan, pihaknya akan menghemat dari sisi pengimporan elpiji untuk dalam negeri. "Kita tahun depan bakal hemat impor elpiji. Dengan begitu kita bisa irit USD100 juta," pungkas mantan Bos PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) ini.
(izz)
