Empat Anak Usaha MNC Group Raih Top Brand 2015
A
A
A
JAKARTA - Empat anak usaha MNC Group berhasil meraih penghargaan dalam ajang Indonesia's Top 100 Most Valuable Brand 2015. Mereka adalah MNC Sky, MNC Media, MNC Investama, dan Global Mediacom. Penghargaan ini membuktikan MNC Group merupakan perusahaan yang diperhitungkan dalam dunia bisnis di Indonesia.
Deputy CEO PT MNC Sky Vision Yudha Wibawa mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian yang diraih perusahaan tersebut. "MNC Sky atau Indovision, dan tentunya untuk tiga lagi yang memperoleh award, sangat bangga. Dan, ke depan kita akan mempertahankan jangan sampai kehilangan momentum dan kalau bisa bertahan," ujarnya di Jakarta, Kamis (22/10/2015)
Penghargaan ini, lanjut Yudha, dipilih langsung oleh masyarakat karena mengedepankan brand value dari produk tersebut di mata masyarakat.
"Jadi ada perbedaan dari award-award sebelumnya. Apa bedanya award ini dengan yang sebelumnya, kalau top brand award itu dulu, berdasarkan survey terhadap brand recognition di mata masyarakat. Sedangkan ini bukan hanya brand recognation-nya saja tapi brand value-nya juga diperhitungkan. Seberapa available brand itu mampu berarti di mata masyarakat," terangnya.
MNC Sky sendiri, sudah dua kali mendapatkan award, yakni pada tahun lalu dan sekarang. "Kita akan terus berinovasi dari segi produk dan pelayanan kepada masyarakat, supaya kita bisa lebih baik kedepannya," pungkasnya.
Sebagai informasi, sebanyak 100 merek produk dan merek korporat di Indonesia bertengger di Indonesia's Top 100 Most Valuable Brand 2015. Brand Finance, lembaga penilai merek yang berbasis di London, Inggris, menilai merek-merek yang dimiliki perusahaan publik di Indonesia ini.
Ini adalah yang ketiga kalinya Majalah SWA dan Brand Finance mempublikasikan peringkat Indonesia's Top 100 Most Valuable Brand. Merek-merek ini terbagi dalam 27 sektor industri, seperti makanan, telekomunikasi, perkebunan, bank, media, ritel, dan suku cadang automotif.
Direktur Pelaksana Brand Finance Asia Pasifik Samir Dixit mengatakan, pihaknya menggunakan royalty relief karena mempertimbangkan tiga faktor. Pertama, pendekatan ini disukai oleh otoritas pajak dan pengadilan karena menghitung nilai merek berdasarkan referensi pada dokumen transaksi pihak ketiga.
"Kedua, pendekatan ini berbasis informasi keuangan yang tersedia untuk publik. Yang ketiga, hal ini sesuai dengan persyaratan Internasional Valuation Standards Council dan ISO 10668 untuk menentukan nilai pasar yang wajar dari merek," ujarnya.
Brand Finance sendiri, lanjut dia, adalah satu perusahaan pertama di dunia yang menerima akreditasi ISO 10668 brand valuation compliant. "Satu-satunya yang mendapat ISO valuasi merek di dunia adalah Brand Finance, jadi perusahaan lainnya belum mendapat standar ini," jelas Samir.
Samir menambahkan, ISO 10668 berstandar global itu menilai merek secara berkesinambungan dan hasilnya dipercaya karena mengutamakan transparansi dan objektivitas.
Deputy CEO PT MNC Sky Vision Yudha Wibawa mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian yang diraih perusahaan tersebut. "MNC Sky atau Indovision, dan tentunya untuk tiga lagi yang memperoleh award, sangat bangga. Dan, ke depan kita akan mempertahankan jangan sampai kehilangan momentum dan kalau bisa bertahan," ujarnya di Jakarta, Kamis (22/10/2015)
Penghargaan ini, lanjut Yudha, dipilih langsung oleh masyarakat karena mengedepankan brand value dari produk tersebut di mata masyarakat.
"Jadi ada perbedaan dari award-award sebelumnya. Apa bedanya award ini dengan yang sebelumnya, kalau top brand award itu dulu, berdasarkan survey terhadap brand recognition di mata masyarakat. Sedangkan ini bukan hanya brand recognation-nya saja tapi brand value-nya juga diperhitungkan. Seberapa available brand itu mampu berarti di mata masyarakat," terangnya.
MNC Sky sendiri, sudah dua kali mendapatkan award, yakni pada tahun lalu dan sekarang. "Kita akan terus berinovasi dari segi produk dan pelayanan kepada masyarakat, supaya kita bisa lebih baik kedepannya," pungkasnya.
Sebagai informasi, sebanyak 100 merek produk dan merek korporat di Indonesia bertengger di Indonesia's Top 100 Most Valuable Brand 2015. Brand Finance, lembaga penilai merek yang berbasis di London, Inggris, menilai merek-merek yang dimiliki perusahaan publik di Indonesia ini.
Ini adalah yang ketiga kalinya Majalah SWA dan Brand Finance mempublikasikan peringkat Indonesia's Top 100 Most Valuable Brand. Merek-merek ini terbagi dalam 27 sektor industri, seperti makanan, telekomunikasi, perkebunan, bank, media, ritel, dan suku cadang automotif.
Direktur Pelaksana Brand Finance Asia Pasifik Samir Dixit mengatakan, pihaknya menggunakan royalty relief karena mempertimbangkan tiga faktor. Pertama, pendekatan ini disukai oleh otoritas pajak dan pengadilan karena menghitung nilai merek berdasarkan referensi pada dokumen transaksi pihak ketiga.
"Kedua, pendekatan ini berbasis informasi keuangan yang tersedia untuk publik. Yang ketiga, hal ini sesuai dengan persyaratan Internasional Valuation Standards Council dan ISO 10668 untuk menentukan nilai pasar yang wajar dari merek," ujarnya.
Brand Finance sendiri, lanjut dia, adalah satu perusahaan pertama di dunia yang menerima akreditasi ISO 10668 brand valuation compliant. "Satu-satunya yang mendapat ISO valuasi merek di dunia adalah Brand Finance, jadi perusahaan lainnya belum mendapat standar ini," jelas Samir.
Samir menambahkan, ISO 10668 berstandar global itu menilai merek secara berkesinambungan dan hasilnya dipercaya karena mengutamakan transparansi dan objektivitas.
(dmd)