Mafia Migas Dinilai Bisa Atur Tender
A
A
A
JAKARTA - Anggota DPR-RI Komisi VII, Kurtubi menuturkan, mafia migas bisa mengatur tender dan harga migas. Dia mengaku heran atas audit forensik Petral yang disebutkan tidak ada kerugian negara.
Menurutnya, jika audit forensik Petral tidak menemukan adanya kerugian negara, maka hal ini menunjukan bahwa auditor yang digunakan Pertamina tidak kredibel. (Baca: Audit Forensik Tak Hitung Kerugian Negara akibat Petral).
"Mestinya kerugian negara dengan adanya mafia migas bisa dihitung karena terbukti dari hasil audit, mafia bisa mengatur tender dan harga," kata Kurtubi, Jakarta, Selasa (10/11/2015).
Kurtubi juga mengkritik Menteri ESDM Sudirman Said yang menyebut hanya pihak ketiga sebagai dalang mafia. Karena tidak mungkin dalang tersebut dapat berbuat jika tidak dibantu internal Pertamina atau bahkan keterlibatan pemerintah.
"Audit tidak perlu dilihat untuk ditujukan kepada seseorang (pihak ketiga)," tegas dia. (Baca: Terungkap Ada Pihak Ketiga Mainkan Tender Petral).
Menurutnya, audit forensik Petral 2012-2014 bisa dijadikan sample untuk mengungkap mafia migas di tahun-tahun sebelum 2012 bahkan lebih jauh sebelumnya.
"Periode tersebut hanya penggalan sample yang diasumsikan mewakili populasi periode waktu yang lebih panjang ke belakang, mengingat mafia migas mungkin pemain-pemain berikut backingnya, itu-itu juga orangnya," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mengungkapkan, audit forensik yang dilakukan terhadap Pertamina Energy Trading Limited (Petral) tidak menghitung kerugian negara yang ditimbulkan akibat proses tender pengadaan minyak mentah dan BBM lewat Petral.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, berdasarkan hasil laporannya auditor hanya menyebutkan adanya keterbatasan peserta tender pengadaan minyak mentah dan BBM saat anak usaha Pertamina tersebut masih aktif.
Selain itu, ada pengaruh dan intervensi pihak luar yang menyebabkan harga pembelian minyak lebih tinggi. "Beberapa pengaruh intervensi dari luar tadi menyebabkan harga (minyak) yang lebih tinggi," katanya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, kemarin.
Baca:
Soal Petral, Pertamina Akui Ada Pegawai Kurang Kooperatif
Tender di Petral Bikin Takut
Audit Forensik Temukan Kebocoran Rahasia Kasus Petral
Menurutnya, jika audit forensik Petral tidak menemukan adanya kerugian negara, maka hal ini menunjukan bahwa auditor yang digunakan Pertamina tidak kredibel. (Baca: Audit Forensik Tak Hitung Kerugian Negara akibat Petral).
"Mestinya kerugian negara dengan adanya mafia migas bisa dihitung karena terbukti dari hasil audit, mafia bisa mengatur tender dan harga," kata Kurtubi, Jakarta, Selasa (10/11/2015).
Kurtubi juga mengkritik Menteri ESDM Sudirman Said yang menyebut hanya pihak ketiga sebagai dalang mafia. Karena tidak mungkin dalang tersebut dapat berbuat jika tidak dibantu internal Pertamina atau bahkan keterlibatan pemerintah.
"Audit tidak perlu dilihat untuk ditujukan kepada seseorang (pihak ketiga)," tegas dia. (Baca: Terungkap Ada Pihak Ketiga Mainkan Tender Petral).
Menurutnya, audit forensik Petral 2012-2014 bisa dijadikan sample untuk mengungkap mafia migas di tahun-tahun sebelum 2012 bahkan lebih jauh sebelumnya.
"Periode tersebut hanya penggalan sample yang diasumsikan mewakili populasi periode waktu yang lebih panjang ke belakang, mengingat mafia migas mungkin pemain-pemain berikut backingnya, itu-itu juga orangnya," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mengungkapkan, audit forensik yang dilakukan terhadap Pertamina Energy Trading Limited (Petral) tidak menghitung kerugian negara yang ditimbulkan akibat proses tender pengadaan minyak mentah dan BBM lewat Petral.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, berdasarkan hasil laporannya auditor hanya menyebutkan adanya keterbatasan peserta tender pengadaan minyak mentah dan BBM saat anak usaha Pertamina tersebut masih aktif.
Selain itu, ada pengaruh dan intervensi pihak luar yang menyebabkan harga pembelian minyak lebih tinggi. "Beberapa pengaruh intervensi dari luar tadi menyebabkan harga (minyak) yang lebih tinggi," katanya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, kemarin.
Baca:
Soal Petral, Pertamina Akui Ada Pegawai Kurang Kooperatif
Tender di Petral Bikin Takut
Audit Forensik Temukan Kebocoran Rahasia Kasus Petral
(izz)