Boediono: Indonesia Berpotensi Jadi Negara Industri
A
A
A
DEPOK - Wakil Presiden (Wapres) RI ke-11 Boediono mengungkapkan Indonesia memiliki potensi menjadi negara industri.
Menurutnya, industrialisasi merupakan salah satu pilar utama untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Tidak ada satu negarapun yang tidak berambisi menjadi negara industri. Pasalnya, negara industri selalu dicerminkan sebagai negara makmur.
"Kita lihat negara industri umumnya negara modern dan makmur. Kita semua ingin meniru. Memang benar industri adalah nilai tambah, industri juga jalur utama menuju berbagai macam teknologi. Indusri juga pencipta lapangan kerja produktif," katanya saat menjadi keynote speaker dalam acara seminar Indonesia Economic Outlook 2016 di Universitas Indonesia (UI), Depok, Kamis (12/11/2015).
Dia mengatakan, dengan sumber daya alam (SDA) yang beragam serta angkatan kerja dan pasar yang besar, sangat terbuka pilihan Indonesia untuk industrialisasi. Namun, untuk menjadi negara industri Indonesia tidak bisa hanya memilih satu strategi namun harus dikombinasikan dengan strategi lain.
"Pertama, Indonesia dapat meningkatkan tingkat processing ekspor bahan mentah (hilirisasi). Namanya strategi substitusi ekspor," imbuh Boediono.
Kedua, Indonesia dapat meningkatkan peranan sebagai bagian dari global supply chain. Ketiga, Indonesia dapat memanfaatkan pasar domestik yang besar untuk mengembangkan secara selektif industri yang memasok ke pasar domestik atau substitusi impor.
"Ketiga opsi ini terbuka untuk Indonesia, belum tentu terbuka bagi negara lain seperti Singapura atau Hongkong," ujarnya.
Menurutnya, berbagai strategi tersebut memiliki peluang keberhasilan dan risiko kegagalan yang berbeda. Masing-masing strategi tersebut butuh kebijakan yang berbeda pula.
Terpenting, lanjut mantan Menteri Keuangan ini, tugas kita adalah mengombinasikan tiga strategi tersebut dengan cerdas dan menjadi strategi industrialisasi nasional.
"Jadi perlu berjalan dengan tiga kaki. Itu yang paling cocok dengan kondisi dan potensi kita. Tentu akhirnya bagaimana kembalikan strategi itu dalam kebijakan yang konkret dan baik. Tapi saya tidak ada keraguan potensi industrialisasi di Indonesia besar," pungkasnya.
Baca Juga:
Boediono: Mengelola Ekonomi Ibarat Mengendarai Sepeda
Boediono Anggap Kondisi Ekonomi RI Tidak Normal
Boediono Rekomendasikan Konsep Trilogi Pembangunan
Menurutnya, industrialisasi merupakan salah satu pilar utama untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Tidak ada satu negarapun yang tidak berambisi menjadi negara industri. Pasalnya, negara industri selalu dicerminkan sebagai negara makmur.
"Kita lihat negara industri umumnya negara modern dan makmur. Kita semua ingin meniru. Memang benar industri adalah nilai tambah, industri juga jalur utama menuju berbagai macam teknologi. Indusri juga pencipta lapangan kerja produktif," katanya saat menjadi keynote speaker dalam acara seminar Indonesia Economic Outlook 2016 di Universitas Indonesia (UI), Depok, Kamis (12/11/2015).
Dia mengatakan, dengan sumber daya alam (SDA) yang beragam serta angkatan kerja dan pasar yang besar, sangat terbuka pilihan Indonesia untuk industrialisasi. Namun, untuk menjadi negara industri Indonesia tidak bisa hanya memilih satu strategi namun harus dikombinasikan dengan strategi lain.
"Pertama, Indonesia dapat meningkatkan tingkat processing ekspor bahan mentah (hilirisasi). Namanya strategi substitusi ekspor," imbuh Boediono.
Kedua, Indonesia dapat meningkatkan peranan sebagai bagian dari global supply chain. Ketiga, Indonesia dapat memanfaatkan pasar domestik yang besar untuk mengembangkan secara selektif industri yang memasok ke pasar domestik atau substitusi impor.
"Ketiga opsi ini terbuka untuk Indonesia, belum tentu terbuka bagi negara lain seperti Singapura atau Hongkong," ujarnya.
Menurutnya, berbagai strategi tersebut memiliki peluang keberhasilan dan risiko kegagalan yang berbeda. Masing-masing strategi tersebut butuh kebijakan yang berbeda pula.
Terpenting, lanjut mantan Menteri Keuangan ini, tugas kita adalah mengombinasikan tiga strategi tersebut dengan cerdas dan menjadi strategi industrialisasi nasional.
"Jadi perlu berjalan dengan tiga kaki. Itu yang paling cocok dengan kondisi dan potensi kita. Tentu akhirnya bagaimana kembalikan strategi itu dalam kebijakan yang konkret dan baik. Tapi saya tidak ada keraguan potensi industrialisasi di Indonesia besar," pungkasnya.
Baca Juga:
Boediono: Mengelola Ekonomi Ibarat Mengendarai Sepeda
Boediono Anggap Kondisi Ekonomi RI Tidak Normal
Boediono Rekomendasikan Konsep Trilogi Pembangunan
(izz)