Harga Minyak di Perdagangan Asia Melorot
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah di Asia pada perdagangan awal bulan ini berada pada tingkat terendah, karena para pedagang bertaruh atas produksi yang tinggi menjelang pertemuan OPEC akhir pekan ini.
Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (1/12/2015), harga minyak mentah AS di perdagangkan sebesar USD41,68 per barel pada pukul 00.00 GMT, hampir datar dari posisi terakhir dan turun lebih dari 10% sejak awal November.
"Pasar pekan ini fokus pada konferensi OPEC dan persediaan minyak mentah AS. Pasar sekarang mengharapkan stok minyak mentah menurun hingga akhir tahun, sejalan dengan pola musiman. Kegagalan untuk melakukan sehingga bisa melihat harga minyak mentah WTI jatuh menjadi USD40 per barel pada pekan mendatang," kata ANZ.
Kebijakan OPEC yang sangat dipengaruhi oleh produsen terbesar, Arab Saudi, memperkirakan bahwa Arab Saudi akan menahan dan menyimpan produksi minyak dalam menghadapi penurunan harga.
OPEC bertekad menunjukkan konsistensinya pada keputusan yang diadopsi pada pertemuan kebijakan tahun lalu yang mendorong stok minyak, untuk melindungi pangsa pasar terhadap produsen lain seperti Rusian dan terutama AS.
Data pemerintah AS menunjukkan ada penurunan berrarti dalam produksi minyak pada September meski penurunan dalam jumlah rig, menambah stok minyak.
Morga Stanley mengatakan bahwa kenaikan suku bunga AS diharapkan secara bertahap mulai pada akhir tahun ini akan menunda kenaikan harga minyak.
"Kami pikir USD terus menguat setelah lepas landas pada Desember, menunda kenaikan harga minyak sampai 2016,"
Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (1/12/2015), harga minyak mentah AS di perdagangkan sebesar USD41,68 per barel pada pukul 00.00 GMT, hampir datar dari posisi terakhir dan turun lebih dari 10% sejak awal November.
"Pasar pekan ini fokus pada konferensi OPEC dan persediaan minyak mentah AS. Pasar sekarang mengharapkan stok minyak mentah menurun hingga akhir tahun, sejalan dengan pola musiman. Kegagalan untuk melakukan sehingga bisa melihat harga minyak mentah WTI jatuh menjadi USD40 per barel pada pekan mendatang," kata ANZ.
Kebijakan OPEC yang sangat dipengaruhi oleh produsen terbesar, Arab Saudi, memperkirakan bahwa Arab Saudi akan menahan dan menyimpan produksi minyak dalam menghadapi penurunan harga.
OPEC bertekad menunjukkan konsistensinya pada keputusan yang diadopsi pada pertemuan kebijakan tahun lalu yang mendorong stok minyak, untuk melindungi pangsa pasar terhadap produsen lain seperti Rusian dan terutama AS.
Data pemerintah AS menunjukkan ada penurunan berrarti dalam produksi minyak pada September meski penurunan dalam jumlah rig, menambah stok minyak.
Morga Stanley mengatakan bahwa kenaikan suku bunga AS diharapkan secara bertahap mulai pada akhir tahun ini akan menunda kenaikan harga minyak.
"Kami pikir USD terus menguat setelah lepas landas pada Desember, menunda kenaikan harga minyak sampai 2016,"
(izz)