BPS: Thailand Saingan Terberat RI Hadapi MEA
BPS: Thailand Saingan Terberat RI Hadapi MEA
A
A
A
JAKARTA - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo menilai, Thailand sebagai saingan terberat Indonesia dalam ajang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016.
Thailand dinilai paling terberat dibanding Vietnam, Myanmar, Laos dan Kamboja yang juga siap bertarung dalam ajang MEA.
"Pokoknya diantara itu, yang paling kelihatan Thailand karena produk-produk kita serupa dengan sana. Dan rata-rata nanti membanjiri kita dengan harga relatif lebih murah," katanya di BPS, Jakarta, Selasa (1/12/2015).
Sasmito menjelaskan, produk pertanian dan industri Thailand dinilai lebih banyak dan lebih baik. Sehingga hambatan yang dialami mereka berkurang. Karena aliran tenaga kerjanya boleh antar negara.
"Jadi enggak perlu training di sini, bawa pekerja sendiri saja. Dari sisi cost bisa ditekan, sehingga mereka bisa menjual lebih murah," ujar dia.
Sasmito mengatakan, produk yang bisa diekspor saat ini untuk Thailand sektor pertanian cenderung spesialisasi, misalnya hanya mangga dan durian montong.
"Sebenarnya magga dia enggak enak, tapi kita kasih harum manis, manalagi, variasi kita banyak. Kualitas beragam kita serbu ke sana, orang kan pasti mau coba bermacam-macam. Dari sisi makanan, kita imbangi dengan beragam kualitas, rasa untuk produk pertanian dan makanan kita," tuturnya.
"Untuk automotif, kita agak mengikut saja dengan mengkreasikan produk kita. Misalnya modifikasi mobil, sehingga kita bisa ekspor mobil Xenia, Innova yang sudah ekspor kemana-mana, karena modelnya. Kita kalau soal model jago, kreativitas dikembangkan untuk semua produk, makanan turunan keripik, dan lainnya di sektor industri," pungkas Sasmito.
Thailand dinilai paling terberat dibanding Vietnam, Myanmar, Laos dan Kamboja yang juga siap bertarung dalam ajang MEA.
"Pokoknya diantara itu, yang paling kelihatan Thailand karena produk-produk kita serupa dengan sana. Dan rata-rata nanti membanjiri kita dengan harga relatif lebih murah," katanya di BPS, Jakarta, Selasa (1/12/2015).
Sasmito menjelaskan, produk pertanian dan industri Thailand dinilai lebih banyak dan lebih baik. Sehingga hambatan yang dialami mereka berkurang. Karena aliran tenaga kerjanya boleh antar negara.
"Jadi enggak perlu training di sini, bawa pekerja sendiri saja. Dari sisi cost bisa ditekan, sehingga mereka bisa menjual lebih murah," ujar dia.
Sasmito mengatakan, produk yang bisa diekspor saat ini untuk Thailand sektor pertanian cenderung spesialisasi, misalnya hanya mangga dan durian montong.
"Sebenarnya magga dia enggak enak, tapi kita kasih harum manis, manalagi, variasi kita banyak. Kualitas beragam kita serbu ke sana, orang kan pasti mau coba bermacam-macam. Dari sisi makanan, kita imbangi dengan beragam kualitas, rasa untuk produk pertanian dan makanan kita," tuturnya.
"Untuk automotif, kita agak mengikut saja dengan mengkreasikan produk kita. Misalnya modifikasi mobil, sehingga kita bisa ekspor mobil Xenia, Innova yang sudah ekspor kemana-mana, karena modelnya. Kita kalau soal model jago, kreativitas dikembangkan untuk semua produk, makanan turunan keripik, dan lainnya di sektor industri," pungkas Sasmito.
(izz)
Explore More