BTN Bakal Disulap Jadi Bank Khusus Pembiayaan Perumahan
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) disiapkan oleh pemerintah untuk menjadi perbankan nasional yang hanya fokus dalam memberikan pembiayaan perumahan kepada masyarakat. Wacana ini disampaikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia (RI), Jusuf Kalla dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Realestat Indonesia yang mengatakan perubahan BTN tersebut diharapkan dapat segera terealisasi.
Menurut JK, hal ini semata untuk mempertegas peran dan fungsi BTN yang fokus dalam sektor perumahan. "BTN kita sarankan hanya khusus untuk perumahan sehingga menjadi bank perumahan. Kapan dilaksanakan, ya segera? supaya mereka tidak lagi mengurus yang lain selain perumahan," ucap JK di The Ritz Carlton Hotel, Jakarta, Rabu (2/12/2015).
(Baca Juga: BTN Lakukan Akad Kredit 6.600 KPR dalam Sehari)
JK juga menuturkan dengan diubahnya BTN menjadi bank perumahan, semata-mata sebagai upaya meluruskan peran bank dalam mengurus pembiayaan yang bersifat jangka panjang. Tak hanya perubahan nama, tapi juga tugas BTN akan menjadi lebih jelas mengingat faktanya bahwa BTN lebih identik dengan Perumahan ketimbang Tabungan. "Jadi bank perumahan sifatnya jangka panjang, apa yang dikhawatirkan adanya dana jangka pedek menjadi jangka panjang tidak ada," sambungnya
Dengan begitu sambung JK, lembaga pembiayaan internasional seperti World Bank dan Asian Development Bank (ADB) juga bisa membantu menyokong dana untuk perbankan nasional. "Kita juga harus menjaga bisnis besar dan industri perumahan sebagai tonggak ekonomi, mempekerjakan begitu banyak orang untuk menjaga pertumbuhan perekonomian yang sehat," tandasnya.
Data keuangan BTN menunjukkan, per Maret 2015, 89 persen kredit BTN sebesar Rp106,31 triliun disalurkan ke sektor perumahan. Sementara itu, dana tabungan di BTN hanya 22,64 persen dari total dana pihak ketiga (DPK) sebanyak Rp106,48 triliun. Jika usulan ini direalisasikan, maka BTN mengalami perubahan nama sebanyak empat kali. Dirikan pada 1897 dengan nama Postpaarbank, bank ini berganti nama mejadi Bank Tabungan Pos pada 1950 sebelumnya akhirnya berganti menjadi Bank Tabungan Negara pada 1963.
Menurut JK, hal ini semata untuk mempertegas peran dan fungsi BTN yang fokus dalam sektor perumahan. "BTN kita sarankan hanya khusus untuk perumahan sehingga menjadi bank perumahan. Kapan dilaksanakan, ya segera? supaya mereka tidak lagi mengurus yang lain selain perumahan," ucap JK di The Ritz Carlton Hotel, Jakarta, Rabu (2/12/2015).
(Baca Juga: BTN Lakukan Akad Kredit 6.600 KPR dalam Sehari)
JK juga menuturkan dengan diubahnya BTN menjadi bank perumahan, semata-mata sebagai upaya meluruskan peran bank dalam mengurus pembiayaan yang bersifat jangka panjang. Tak hanya perubahan nama, tapi juga tugas BTN akan menjadi lebih jelas mengingat faktanya bahwa BTN lebih identik dengan Perumahan ketimbang Tabungan. "Jadi bank perumahan sifatnya jangka panjang, apa yang dikhawatirkan adanya dana jangka pedek menjadi jangka panjang tidak ada," sambungnya
Dengan begitu sambung JK, lembaga pembiayaan internasional seperti World Bank dan Asian Development Bank (ADB) juga bisa membantu menyokong dana untuk perbankan nasional. "Kita juga harus menjaga bisnis besar dan industri perumahan sebagai tonggak ekonomi, mempekerjakan begitu banyak orang untuk menjaga pertumbuhan perekonomian yang sehat," tandasnya.
Data keuangan BTN menunjukkan, per Maret 2015, 89 persen kredit BTN sebesar Rp106,31 triliun disalurkan ke sektor perumahan. Sementara itu, dana tabungan di BTN hanya 22,64 persen dari total dana pihak ketiga (DPK) sebanyak Rp106,48 triliun. Jika usulan ini direalisasikan, maka BTN mengalami perubahan nama sebanyak empat kali. Dirikan pada 1897 dengan nama Postpaarbank, bank ini berganti nama mejadi Bank Tabungan Pos pada 1950 sebelumnya akhirnya berganti menjadi Bank Tabungan Negara pada 1963.
(akr)