Anak Usaha PGN Raih Pinjaman USD600 Juta
A
A
A
JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) melalui anak usahanya yaitu PT Saka Energi Indonesia memperoleh pinjaman sindikasi perbankan sebesar USD600 juta atau setara Rp8,1 triliun (Rp13.500/USD).
Corporate Secretary Perusahaan Gas Negara, Heri Yusup mengatakan dana pinjaman yang didapatkan melalui anak usahanya dari facility agreement tersebut rencanannya akan digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi dan operasional. Selain itu pinjaman ini akan digunakan untuk pembayaran kembali pinjaman pemegang saham.
"Facility agreement tersebut ditandatangani pada tanggal 2 Desember 2015 oleh PT Saka Energi Indonesia dan sindikasi bank," kata Heri dalam keterbukaan informasi perseroan di Jakarta, Minggu (6/12/2015).
Lebih lanjut Heri menjelaskan, sindikasi perbankan yang memberikan fasilitas pinjaman tersebut diantaranya BNP Paribas, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSCB), Mizuho Bank Limited, PT Bank Mizuho Indonesia, PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, PT HSBC Securities Indonesia dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation.
"Nilai fasilitas pinjaman berdasarkan facility agreement adalah maksimum sebesar USD600 juta yang berlaku untuk jangka waktu lima tahun terhitung sejak tanggal efektif perjanjian," imbuhnya.
Sebelumnya, PT Saka Energi Indonesia melalui anak usahanya, Saka Indonesia Pangkah Limited (SIPL) berhasil menemukan cadangan minyak di wilayah kerja Pangkah Production yang merupakan Sharing Contract (PSC), lepas pantai utara Jawa Timur. Diperkirakan, total temuan cadang minyak di sumur eksplorasi Sidayu mencapai sebanyak 300 juta barel.
Chief Operating Officer Saka Energi Indonesia Tumbur Parlindungan mengungkapkan, penemuan cadangan baru tersebut dari hasil pemboran sumur eksplorasi Sidayu-3, Pangkah PSC dengan menggunakan COSL rig pada 17 Juli 2015 lalu. Pada saat pemboran, jelas dia, dilakukan uji kandung lapisan pertama (DST-1) lapisan Ngimbang Karbonat dan menghasilkan minyak.
Menurut dia, hasil uji produksi tersebut membuka peluang keberadaan migas pada lapisan Ngimbang Karbonat yang membentang dari Prospek Ronggolawe di timur laut sampai Prospek Tambakboyo di barat Sidayu y, meliputi wilayah sekitar 10.000 hektare (ha).
"Keberhasilan eksplorasi ini juga meningkatkan keyakinan bahwa cadangan migas yang signifikan masih mungkin ditemukan di Indonesia saat ini. Di tengah kelesuan industri migas karena harga minyak yang rendah, keberhasilan Saka Energi merupakan pemicu kesinambungan upaya eksplorasi nasional yang seharusnya tidak pernah berhenti," papar dia.
Produksi Saka Energi Indonesia saat ini baik gas bumi maupun minyak bumi sekitar 30.000 barel oil equivalen per day (BOEPD) yang berasal dari Blok Pangkah, Blok South East Sumatera, Blok Ketapang dan Lapangan Gas Fasken di Texas Amerika.
"Di Blok Pangkah Pantai Utara, Saka menguasai 100%, sedangkan di Blok South East Sumatera 8,9%, Blok Ketapang 20% dan di Fasken Texas 36%. Terkait lapangan Gas Fasken, Texas, saat ini rata-rata produksi sebesar 190 milion standard cubic feet per day (MMSCFD) dan sesuai target 2015," pungkas Tumbur.
Corporate Secretary Perusahaan Gas Negara, Heri Yusup mengatakan dana pinjaman yang didapatkan melalui anak usahanya dari facility agreement tersebut rencanannya akan digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi dan operasional. Selain itu pinjaman ini akan digunakan untuk pembayaran kembali pinjaman pemegang saham.
"Facility agreement tersebut ditandatangani pada tanggal 2 Desember 2015 oleh PT Saka Energi Indonesia dan sindikasi bank," kata Heri dalam keterbukaan informasi perseroan di Jakarta, Minggu (6/12/2015).
Lebih lanjut Heri menjelaskan, sindikasi perbankan yang memberikan fasilitas pinjaman tersebut diantaranya BNP Paribas, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSCB), Mizuho Bank Limited, PT Bank Mizuho Indonesia, PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, PT HSBC Securities Indonesia dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation.
"Nilai fasilitas pinjaman berdasarkan facility agreement adalah maksimum sebesar USD600 juta yang berlaku untuk jangka waktu lima tahun terhitung sejak tanggal efektif perjanjian," imbuhnya.
Sebelumnya, PT Saka Energi Indonesia melalui anak usahanya, Saka Indonesia Pangkah Limited (SIPL) berhasil menemukan cadangan minyak di wilayah kerja Pangkah Production yang merupakan Sharing Contract (PSC), lepas pantai utara Jawa Timur. Diperkirakan, total temuan cadang minyak di sumur eksplorasi Sidayu mencapai sebanyak 300 juta barel.
Chief Operating Officer Saka Energi Indonesia Tumbur Parlindungan mengungkapkan, penemuan cadangan baru tersebut dari hasil pemboran sumur eksplorasi Sidayu-3, Pangkah PSC dengan menggunakan COSL rig pada 17 Juli 2015 lalu. Pada saat pemboran, jelas dia, dilakukan uji kandung lapisan pertama (DST-1) lapisan Ngimbang Karbonat dan menghasilkan minyak.
Menurut dia, hasil uji produksi tersebut membuka peluang keberadaan migas pada lapisan Ngimbang Karbonat yang membentang dari Prospek Ronggolawe di timur laut sampai Prospek Tambakboyo di barat Sidayu y, meliputi wilayah sekitar 10.000 hektare (ha).
"Keberhasilan eksplorasi ini juga meningkatkan keyakinan bahwa cadangan migas yang signifikan masih mungkin ditemukan di Indonesia saat ini. Di tengah kelesuan industri migas karena harga minyak yang rendah, keberhasilan Saka Energi merupakan pemicu kesinambungan upaya eksplorasi nasional yang seharusnya tidak pernah berhenti," papar dia.
Produksi Saka Energi Indonesia saat ini baik gas bumi maupun minyak bumi sekitar 30.000 barel oil equivalen per day (BOEPD) yang berasal dari Blok Pangkah, Blok South East Sumatera, Blok Ketapang dan Lapangan Gas Fasken di Texas Amerika.
"Di Blok Pangkah Pantai Utara, Saka menguasai 100%, sedangkan di Blok South East Sumatera 8,9%, Blok Ketapang 20% dan di Fasken Texas 36%. Terkait lapangan Gas Fasken, Texas, saat ini rata-rata produksi sebesar 190 milion standard cubic feet per day (MMSCFD) dan sesuai target 2015," pungkas Tumbur.
(dol)