Produk Dalam Negeri Wajib Diselamatkan Jelang Pasar Bebas ASEAN
A
A
A
JAKARTA - Ketua Tim Ahli Wakil Presiden (Wapres) RI Sofjan Wanandi menekankan bahwa Indonesia harus mampu menjaga barang-barang produksi dalam negeri agar tidak tergerus produksi dari negara lain dalam ajang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
(Baca Juga: Indonesia Menakutkan Bagi Singapura di Pasar Bebas)
Menurutnya solusi terbaik adalah percepatan pembangunan infrastruktur, karena itu salah satu faktor penting untuk memberikan pekerjaan ke rakyat Indonesia.
"Kita adalah pelaksana dan saya rasa semuanya bertahap. Tidak akan langsung barang luar negeri masuk ke Indonesia. Tentu kita harus lihat daya beli dalam negeri dan barang produksi sendiri. Kita harus mampu menjaga barang produksi dalam negeri untuk diselamatkan. Caranya dengan mempercepat pembangunan infrastruktur karena ini penting menurut saya untuk berikan pekerjaan ke rakyat," jelasnya di Jakarta, Selasa (8/12/2015).
Ia menambahkan dengan pembangunan maka pengangguran bisa bekerja, kesenjangan dan ketimpangan sosial bisa teratasi dan bisa membantu untuk menghilangkan jumlah kemiskinan di Indonesia.
Namun yang terpenting sambungnya deregulasi paket kebijakan harus cepat terealisasi agar investasi bisa cepat masuk ke Indonesia, jangan hanya janji-janji dan potensi saja yang digalakkan.
"Kalau potensi saja, janji-janji saja, kita suda capek dengarnya. Lewat kerja keras dan deregulasi yang berjalan, kita harap 2016 akan jauh lebih baik. Bisa 5,4% (pertumbuhan ekonomi) kita harapkan. Tapi itu dengan kerja keras. Kalau tidak, ya seperti sekarang atau bahkan bisa mundur lagi," pungkasnya.
(Baca Juga: Indonesia Menakutkan Bagi Singapura di Pasar Bebas)
Menurutnya solusi terbaik adalah percepatan pembangunan infrastruktur, karena itu salah satu faktor penting untuk memberikan pekerjaan ke rakyat Indonesia.
"Kita adalah pelaksana dan saya rasa semuanya bertahap. Tidak akan langsung barang luar negeri masuk ke Indonesia. Tentu kita harus lihat daya beli dalam negeri dan barang produksi sendiri. Kita harus mampu menjaga barang produksi dalam negeri untuk diselamatkan. Caranya dengan mempercepat pembangunan infrastruktur karena ini penting menurut saya untuk berikan pekerjaan ke rakyat," jelasnya di Jakarta, Selasa (8/12/2015).
Ia menambahkan dengan pembangunan maka pengangguran bisa bekerja, kesenjangan dan ketimpangan sosial bisa teratasi dan bisa membantu untuk menghilangkan jumlah kemiskinan di Indonesia.
Namun yang terpenting sambungnya deregulasi paket kebijakan harus cepat terealisasi agar investasi bisa cepat masuk ke Indonesia, jangan hanya janji-janji dan potensi saja yang digalakkan.
"Kalau potensi saja, janji-janji saja, kita suda capek dengarnya. Lewat kerja keras dan deregulasi yang berjalan, kita harap 2016 akan jauh lebih baik. Bisa 5,4% (pertumbuhan ekonomi) kita harapkan. Tapi itu dengan kerja keras. Kalau tidak, ya seperti sekarang atau bahkan bisa mundur lagi," pungkasnya.
(akr)