BI Kemungkinan Turunkan Suku Bunga Januari 2016
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mempertimbangkan menurunkan suku bunga acuan (BI rate) pada Januari 2016, dengan melihat kondisi makroekonomi.
"Ini pertimbangan keputusan di Januari akan kita evaluasi lagi kondisi perekonomian dan instrumen, kebijakan apa yang akan kita gunakan," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta, Kamis (17/12/2015).
Perkembangan suku bunga The Fed pada tahun depan akan menjadi salah satu pertimbangan BI untuk melonggarkan kebijakan moneter, di antaranya kemungkinan turunnya BI rate, Giro Wajib Minimum (GWM), dan LTV.
"Perkembangan itu juga jadi salah satu pertimbangan kami ruang pelonggaran kebijakan moneter ke depan terbuka dari sisi domestik dan global," tuturnya.
Di sisi lain, BI meramalkan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) akan kembali menaikkan suku bunga acuan hingga 100 basis poin (1%) pada 2016. "Tahun 2016, kami tetap lihat plot FOMC (Federal Open Market Committee) kira-kira tahun depan naik 100 basis poin," katanya.
Tirta menyebutkan, rata-rata pelaku pasar memiliki ekspektasi lain dari kenaikan suku bunga The Fed (Fed rate) tahun depan. "Tapi market kalau kita lihat, behaviour market sekitar 50-75 basis poin. Market kelihatannya lebih dovish," pungkasnya.
"Ini pertimbangan keputusan di Januari akan kita evaluasi lagi kondisi perekonomian dan instrumen, kebijakan apa yang akan kita gunakan," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta, Kamis (17/12/2015).
Perkembangan suku bunga The Fed pada tahun depan akan menjadi salah satu pertimbangan BI untuk melonggarkan kebijakan moneter, di antaranya kemungkinan turunnya BI rate, Giro Wajib Minimum (GWM), dan LTV.
"Perkembangan itu juga jadi salah satu pertimbangan kami ruang pelonggaran kebijakan moneter ke depan terbuka dari sisi domestik dan global," tuturnya.
Di sisi lain, BI meramalkan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) akan kembali menaikkan suku bunga acuan hingga 100 basis poin (1%) pada 2016. "Tahun 2016, kami tetap lihat plot FOMC (Federal Open Market Committee) kira-kira tahun depan naik 100 basis poin," katanya.
Tirta menyebutkan, rata-rata pelaku pasar memiliki ekspektasi lain dari kenaikan suku bunga The Fed (Fed rate) tahun depan. "Tapi market kalau kita lihat, behaviour market sekitar 50-75 basis poin. Market kelihatannya lebih dovish," pungkasnya.
(dmd)