Hadapi Pasar Bebas ASEAN, Maybank Finance Siap sejak Awal
A
A
A
JAKARTA - Memasuki ajang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah dimulai sejak awal tahun 2016, Presiden Direktur Maybank Finance Alexander menyatakan, pihaknya telah lama siap untuk menghadapi era perdagangan bebas kawasan ASEAN tersebut.
Dia menambahkan pihaknya tidak khawatir menghadapi pasar bebas, karena Maybank termasuk dalam grup perbankan terbesar nomor 4 di Asia Tenggara.
"Kalau bicara MEA, kami tidak khawatir karena kita bagian dari grup institusi perbankan terbesar nomor 4 se-Asia tenggara dan sudah masuk ke Indonesia dari Malaysia sejak dulu. Dan dari sisi marketnya, kita sudah punya market juga di sini," katanya Jakarta, Kamis (7/1/2016).
Kedua, lanjutnya dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) meskipun perusahaan tersebut adalah perusahaan grup dari Malaysia, namun ditekankan bahwa semua yang bekerja adalah orang Indonesia. Selain itu menurutnya jenis bisnis multifinancenya penuh dengan penyesuaian lokal.
"Jadi saat membiayai para debitur di suatu daerah, kita juga dituntut harus tahu tentang daerah tersebut, budaya, kebiasaan, karakter dari masing-masing wilayah. Soal SDM pun tidak ada masalah karena bisnis kami lebih banyak ke pendekatan lokal," katanya.
Mengenai banyaknya persaingan bisnis dari asing yang akan masuk, Dia menerangkan Maybank juga tidak terlalu takut lantaran sebelum MEA pun, pesaing dari asing sudah ada sehingga tidak masalah buat Maybank.
"Saya rasa tetap sama saja. Selama ini juga sudah banyak yang asing masuk. Karena kita bukan consumer product, tapi lebih ke uang saja dari sisi capital. Jadi sebelum MEA juga sudah jalan," pungkasnya.
Dia menambahkan pihaknya tidak khawatir menghadapi pasar bebas, karena Maybank termasuk dalam grup perbankan terbesar nomor 4 di Asia Tenggara.
"Kalau bicara MEA, kami tidak khawatir karena kita bagian dari grup institusi perbankan terbesar nomor 4 se-Asia tenggara dan sudah masuk ke Indonesia dari Malaysia sejak dulu. Dan dari sisi marketnya, kita sudah punya market juga di sini," katanya Jakarta, Kamis (7/1/2016).
Kedua, lanjutnya dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) meskipun perusahaan tersebut adalah perusahaan grup dari Malaysia, namun ditekankan bahwa semua yang bekerja adalah orang Indonesia. Selain itu menurutnya jenis bisnis multifinancenya penuh dengan penyesuaian lokal.
"Jadi saat membiayai para debitur di suatu daerah, kita juga dituntut harus tahu tentang daerah tersebut, budaya, kebiasaan, karakter dari masing-masing wilayah. Soal SDM pun tidak ada masalah karena bisnis kami lebih banyak ke pendekatan lokal," katanya.
Mengenai banyaknya persaingan bisnis dari asing yang akan masuk, Dia menerangkan Maybank juga tidak terlalu takut lantaran sebelum MEA pun, pesaing dari asing sudah ada sehingga tidak masalah buat Maybank.
"Saya rasa tetap sama saja. Selama ini juga sudah banyak yang asing masuk. Karena kita bukan consumer product, tapi lebih ke uang saja dari sisi capital. Jadi sebelum MEA juga sudah jalan," pungkasnya.
(akr)