JK Lebih Suka Kereta Bekas Jepang
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) menghalalkan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) mengimpor gerbong kereta bekas dari Jepang. Alasannya, kualitas gerbong bekas dari Negeri Sakura tersebut masih layak pakai. Selain itu, harganya lebih murah dibanding bikin sendiri.
Menurutnya, kualitas gerbong bekas alias second dari Jepang dan Indonesia tidak bisa dibandingkan. Karena, gerbong second dari Jepang masih terpelihara dengan baik. Sementara gerbong bekas milik KAI sudah tidak bisa lagi digunakan.
"Pertama, kalau second Jepang dengan second Indonesia kan beda. Kalau second Jepang itu dia pelihara dengan baik sehingga masih sangat layak dipakai. Jangan berpikir kaya gerbong kereta api KAI yang second, yang tidak bisa dipakai lagi. Bedakan itu," ujar JK di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (7/1/2016).
Selain itu, impor gerbong kereta bekas dari Jepang lebih irit dibandingkan membeli baru. Sebab, Indonesia hanya tinggal membayar ongkos angkut. Tak hanya itu, Jepang juga menjadi satu-satunya negara yang memiliki ukuran rel sama dengan Indonesia.
"Kalau second itu hanya dibayar ongkos angkutnya. Karena bagi dia seperti itu, policy-nya Jepang. Kedua, cuma kereta api Indonesia dan Jepang yang sama relnya. Kalau di Eropa katakanlah lebih lebar. Kita sama sekitar 1 meter 7 cm," terangnya.
JK membantah jika Indonesia tidak sanggup membuat gerbong kereta sendiri. Namun, prosesnya membutuhkan waktu lebih lama dan lebih memakan biaya. Jadi, impor menjadi pilihan pemerintah ketimbang harus membuat sendiri.
"Bisa sih bikin. Tapi kan butuh waktu dan butuh biaya. Ini lebih murah dan bagus karena aluminium mereka itu. Pasti kalau bikin baru mahal. Kan ini boleh dibilang hampir gratis. Kalau hanya bayar ongkos angkut," tandasnya.
Menurutnya, kualitas gerbong bekas alias second dari Jepang dan Indonesia tidak bisa dibandingkan. Karena, gerbong second dari Jepang masih terpelihara dengan baik. Sementara gerbong bekas milik KAI sudah tidak bisa lagi digunakan.
"Pertama, kalau second Jepang dengan second Indonesia kan beda. Kalau second Jepang itu dia pelihara dengan baik sehingga masih sangat layak dipakai. Jangan berpikir kaya gerbong kereta api KAI yang second, yang tidak bisa dipakai lagi. Bedakan itu," ujar JK di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (7/1/2016).
Selain itu, impor gerbong kereta bekas dari Jepang lebih irit dibandingkan membeli baru. Sebab, Indonesia hanya tinggal membayar ongkos angkut. Tak hanya itu, Jepang juga menjadi satu-satunya negara yang memiliki ukuran rel sama dengan Indonesia.
"Kalau second itu hanya dibayar ongkos angkutnya. Karena bagi dia seperti itu, policy-nya Jepang. Kedua, cuma kereta api Indonesia dan Jepang yang sama relnya. Kalau di Eropa katakanlah lebih lebar. Kita sama sekitar 1 meter 7 cm," terangnya.
JK membantah jika Indonesia tidak sanggup membuat gerbong kereta sendiri. Namun, prosesnya membutuhkan waktu lebih lama dan lebih memakan biaya. Jadi, impor menjadi pilihan pemerintah ketimbang harus membuat sendiri.
"Bisa sih bikin. Tapi kan butuh waktu dan butuh biaya. Ini lebih murah dan bagus karena aluminium mereka itu. Pasti kalau bikin baru mahal. Kan ini boleh dibilang hampir gratis. Kalau hanya bayar ongkos angkut," tandasnya.
(dmd)