Sanksi Iran Dicabut, Harga Minyak Mentah Bakal Makin Ambruk

Minggu, 17 Januari 2016 - 14:49 WIB
Sanksi Iran Dicabut,...
Sanksi Iran Dicabut, Harga Minyak Mentah Bakal Makin Ambruk
A A A
LONDON - Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa akhirnya mencabut sanksi ekonomi terhadap Teheran pada Sabtu (16/1/2016). Pencabutan embargo ini akan memulihkan akses Iran ke pasar dunia. Iran pun telah bersiap-siap untuk bisa kembali ke jajaran atas produsen minyak global.

Harga minyak mentah beberapa waktu belakangan telah jatuh di bawah USD30 per barel. Dengan kembali masuknya Iran di jajaran atas produsen minyak global akan mendorong harganya lebih rendah lagi.

"Iran dapat dengan cepat menarik minyak dari penyimpanan dan dari kapal tankernya di laut. Mereka sangat berminat untuk melakukan itu segera, guna membayar kerugian untuk menyimpan minyak selama ini," ujar Profesor di Georgetown University Brenda Shaffer, seperti dilansir dari CNN Money di Jakarta, Minggu (17/1/2016).

Analis memperkirakan, Iran akan menambah antara 600 ribu hingga 1 juta barel produksi minyak per harinya. Bahkan, para pemimpin negara memprediksi lebih jauh lagi.

Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh mengatakan, Iran memiliki tujuan untuk meningkatkan output sekitar 1,5 juta barel pada akhir 2016, dan mengambil produksi harian menjadi 4,2 juta barel.

Teheran pada dasarnya saat ini tengah berada dalam posisi sulit. Karena, semakin minyak itu diekspor maka harganya akan semakin anjlok. Iran memiliki biaya produksi yang relatif rendah dibanding negara lain, tetapi kemerosotan harga akan menempatkan rencana lebih berisiko. Negara ini pun kini tengah membutuhkan investasi besar dalam infrastruktur minyaknya yang telah out of date.

Iran adalah anggota kartel minyak OPEC. Beberapa tahun lalu, negara-negara OPEC akan menyesuaikan produksi minyak mereka untuk menjaga harganya di pasar dunia. Namun, hal itu tidak bisa lagi dilakukan sekarang karena AS shale booming telah memaksa OPEC mengubah strategi dan meningkatkan produksi untuk mempertahankan pangsa pasarnya. (lly)

Ketegangan diplomatik antara Iran dan Arab Saudi pun membuat situasi semakin rumit. Arab Saudi selaku pimpinan de-facto OPEC telah berjuang menjaga pangsa pasar, namun ambisi Iran bisa meletakkannya di bawah tekanan.

Sekadar informasi, Iran selama ini berada dalam isolasi ekonomi akibat program nuklirnya. Kini, Iran telah mematuhi pembatasan program nuklirnya seperti dijanjikan negara tersebut hingga sanksi ekonomi pun dicabut.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0757 seconds (0.1#10.140)