Ongkos Logistik Mahal, Jokowi Prediksi RI Keok di MEA

Senin, 18 Januari 2016 - 11:46 WIB
Ongkos Logistik Mahal,...
Ongkos Logistik Mahal, Jokowi Prediksi RI Keok di MEA
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) geram dengan ongkos logistik nasional yang masih mahal dibanding negara-negara lain di lingkungan ASEAN. Menurutnya, mahalnya ongkos logistik di Tanah Air akan membuat Indonesia terlibas dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai berlaku awal tahun ini.

Hal tersebut dikatakannya saat menyaksikan penandatanganan kontrak 12 paket kegiatan strategis Kementerian Perhubungan untuk tahun anggaran 2016. Dia menambahkan jika berbagai macam infrastruktur seperti pelabuhan, kereta api, hingga perlintasan udara tidak diselesaikan dengan segera, maka daya saing Indonesia akan sangat rendah dibanding negara lain di lingkungan ASEAN.

"Biaya logistik kita 2,5 kali lipat sampai 3 kali lipat dibanding negara tetangga kita. Bagaimana kita bisa bersaing dalam MEA kalau biaya seperti itu tidak diselesaikan," katanya di Kantor Kemenhub, Jakarta, Senin (18/1/2016).

Tak hanya dalam lingkup regional, Dia juga menyinggung rendahnya daya saing Indonesia menghadapi blok Amerika Serikat (AS) dalam kerja sama lintas pasifik (Trans-Pacific Partnership/TPP). Menurutnya keinginan Indonesia masuk dalam jajaran anggota TPP akan sirna jika daya saing nasional masih rendah seperti sekarang ini.

"Kalau masih seperti ini, keok kita. Efisiensi harus diselesaikan di semua sektor. Belum lagi kalau kita gabung free trade area di Uni Eropa. Kesiapan ini yang terus kita dorong dan desak pada semua menteri. Kalau tidak berkonsentrasi pada ongkos logistik, kena libas kita," tegasnya.

Karena itu, sambung mantan Gubernur DKI Jakarta ini, tradisi dan pola lama yang membiarkan kontrak proyek baru dimulai jelang akhir tahun harus dihilangkan. Jika hal tersebut masih dibiarkan, maka Indonesia akan tertinggal dengan negara lain.

"Karena eranya persiangan dan kompetisi. Begitu masuk kita akan ditinggal. Saya tidak mau negara sebesar ini ditinggal karena tak bisa bersaing," sambungnya.

(Baca Juga: Telat Turunkan Harga BBM, Industri Logistik Rugi 40%)

Menurutnya, pengembangan transportasi daerah berupa bandara dan dermaga perintis menjadi hal mutlak yang harus diperhatikan. Dengan demikian, disparitas harga betul-betul dapat diatasi.

"Pengembangan transportasi berbasis kereta api juga pengaruhnya akan ke daya saing lagi. Ini juga harus diberikan perhatian. Produknya banyak, barang yang dijual banyak, tapi untuk mengangkutnya mahal, sehingga tidak mungkin barangnya bisa bersaing," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0468 seconds (0.1#10.140)