Harga Minyak Dunia Makin Terjerembab
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah berjangka hari ini kembali merosot, dengan minyak AS jatuh ke posisi terendah sejak September 2003 di bawah USD28 per barel di tengah kekhawatiran atas kelebihan pasokan.
Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (20/1/2016), Badan Energi Internasional (IEA) menyarankan beberapa negara terkait kebijakan industri energi bahwa pasar minyak bisa tenggelam karena kelebihan pasokan.
Harga minyak mentah berjangka AS diperdagangkan turun 46 sen menjadi USD28,00 per barel pada pukul 01.36 GMT, setelah sebelumnya sempat jatuh terendah sejak September 2003 di posisi USD27,92 per barel.
Harga minyak mentah brent turun 19 sen menjadi USD28,57 per barel setelah sempat naik 21 sen atau 0,7% pada sesi sebelumnya. Harga ini mendekati harga terendah dalam 12 tahun.
"Harga minyak berada pada tingkat di mana negara-negara OPEC semuanya berjuang. Mereka menjual minyak untuk cashflow bukan untuk keuntungan," kata Jonathan Barratt, kepala investasi petugas keuangan di Sydney Ayers Alliance.
"Produsen AS bertahan, tapi saya pikir mereka juga berjuang keras. Melihat harga saat ini, produsen minyak mencoba untuk mendorong harga agar bisa lebih tinggi lagi," imbuhnya.
Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (20/1/2016), Badan Energi Internasional (IEA) menyarankan beberapa negara terkait kebijakan industri energi bahwa pasar minyak bisa tenggelam karena kelebihan pasokan.
Harga minyak mentah berjangka AS diperdagangkan turun 46 sen menjadi USD28,00 per barel pada pukul 01.36 GMT, setelah sebelumnya sempat jatuh terendah sejak September 2003 di posisi USD27,92 per barel.
Harga minyak mentah brent turun 19 sen menjadi USD28,57 per barel setelah sempat naik 21 sen atau 0,7% pada sesi sebelumnya. Harga ini mendekati harga terendah dalam 12 tahun.
"Harga minyak berada pada tingkat di mana negara-negara OPEC semuanya berjuang. Mereka menjual minyak untuk cashflow bukan untuk keuntungan," kata Jonathan Barratt, kepala investasi petugas keuangan di Sydney Ayers Alliance.
"Produsen AS bertahan, tapi saya pikir mereka juga berjuang keras. Melihat harga saat ini, produsen minyak mencoba untuk mendorong harga agar bisa lebih tinggi lagi," imbuhnya.
(izz)