HT: Indonesia Tidak Bisa Lagi Bergantung Ekonomi Global
A
A
A
JAKARTA - Chief Executive Officer (CEO) MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) mengatakan, Indonesia tidak lagi bisa bergantung dengan kondisi perekonomian global. Karena, kondisi perekonomian dunia masih berada dalam situasi yang penuh ketidakpastian.
"Kita tidak bisa menggantungkan ekonomi dari luar negeri, karena banyak ketidakpastian di dunia internasional. Saya baca artikel ekonomi China hanya tumbuh 6,9% terendah dalam 25 tahun. Ekonomi dunia memang mengalami perlambatan," ujarnya, dalam seminar "News Forum Indonesia 2016 Challenges and Opportunities" bersama Wapres RI Jusuf Kalla di Gedung MNC News Center, Jakarta, Kamis (21/1/2016).
Dia mengaku sepakat dengan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) yang menyatakan bahwa untuk membangun perekonomian Indonesia membutuhkan upaya dan tenaga dalam dari semua pihak. (Baca: JK Sebut Tingkat Kesenjangan RI Lampu Kuning)
"Kesimpulannya, kita ini harus pakai tenaga dalam. Jadi membangun ekonomi kita harus mencari kekuatan dari dalam. Kita sepakat, kalau kita bisa bangun yang kuat di dalam negeri, itu akan memperkokoh," tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) mengatakan pada awal 2016 Indonesia memasuki suasana berbeda. Di mana banyak kesempatan terbuka namun juga sekaligus penuh tantangan. Salah satu yang menjadi sorotan adalah pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sejak 1 Januari 2016.
Dia mengatakan dengan berlakunya MEA sejak awal tahun membuat Tanah Air memasuki suasana persaingan dalam kerja sama. Menurutnya dalam pasar bebas khusus Asia Tenggara, Indonesia dituntut bekerja sama dengan negara anggota ASEAN lain, namun juga bersaing satu sama lain.
"Memasuki MEA, kita bekerja sama tapi kita bersaing juga. Itu merupakan langkah yang membuat ekonomi ASEAN skalanya menjadi lebih besar," tandasnya.
"Kita tidak bisa menggantungkan ekonomi dari luar negeri, karena banyak ketidakpastian di dunia internasional. Saya baca artikel ekonomi China hanya tumbuh 6,9% terendah dalam 25 tahun. Ekonomi dunia memang mengalami perlambatan," ujarnya, dalam seminar "News Forum Indonesia 2016 Challenges and Opportunities" bersama Wapres RI Jusuf Kalla di Gedung MNC News Center, Jakarta, Kamis (21/1/2016).
Dia mengaku sepakat dengan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) yang menyatakan bahwa untuk membangun perekonomian Indonesia membutuhkan upaya dan tenaga dalam dari semua pihak. (Baca: JK Sebut Tingkat Kesenjangan RI Lampu Kuning)
"Kesimpulannya, kita ini harus pakai tenaga dalam. Jadi membangun ekonomi kita harus mencari kekuatan dari dalam. Kita sepakat, kalau kita bisa bangun yang kuat di dalam negeri, itu akan memperkokoh," tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) mengatakan pada awal 2016 Indonesia memasuki suasana berbeda. Di mana banyak kesempatan terbuka namun juga sekaligus penuh tantangan. Salah satu yang menjadi sorotan adalah pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sejak 1 Januari 2016.
Dia mengatakan dengan berlakunya MEA sejak awal tahun membuat Tanah Air memasuki suasana persaingan dalam kerja sama. Menurutnya dalam pasar bebas khusus Asia Tenggara, Indonesia dituntut bekerja sama dengan negara anggota ASEAN lain, namun juga bersaing satu sama lain.
"Memasuki MEA, kita bekerja sama tapi kita bersaing juga. Itu merupakan langkah yang membuat ekonomi ASEAN skalanya menjadi lebih besar," tandasnya.
(dmd)