Harga BBM Tetap Tinggi Cara Pertamina Tutupi Kerugian

JAKARTA - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tetap tinggi di Indonesia ketika minyak dunia terus menurun, menurut Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ramson Siagian diduga menjadi cara PT Pertamina (Persero) untuk menutupi kerugian. Menurutnya meski harga BBM sempat turun di awal tahun, namun tetap saja dinilai masih terlalu mahal.

"S‎aya melihat begitu (untuk menutupi kerugian Pertamina). Jadi harga yang diumumkan Menteri ESDM sudah terlalu tinggi dari realitas. Kalau dibuat aktual cost-nya, itu sudah lebih tinggi dari keekonomian pasar," ungkapnya di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (24/1/2016).

Artinya, lanjut Dia, rakyat yang justru memberikan subsidi ke pemerintah ketika harga crude global rendah. Menurutnya pemerintah sudah mendapatkan banyak keuntungan, namun di satu sisi APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) justru menurun.

(Baca Juga: Soal Harga BBM, Indef Sebut Pertamina Tak Terbuka)

Dia menambahkan keuntungan dari penjualan BBM seharusnya dapat membuat cost energy menjadi kecil. Dengan begitu, menurutnya dana tersebut dapat digunakan untuk mendorong industri manufaktur saat berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang mulai dijalankan tahun ini dan menimbulkan persaingan yang semakin ketat.

"Ini harus dimanfaatkan oleh pemerintah. Sehingga harga produk industri manufaktur bisa lebih rendah dari jenis produk yang sama dengan produksi negara-negara lain," pungkasnya.