Harga Minyak Dunia Naik Tajam Ditopang Cuaca Dingin
A
A
A
JAKARTA - Harga minyak mentah dunia pada sesi perdagangan hari ini, Senin (25/1/2016) terlihat meneruskan tren kenaikan setelah akhir pekan kemarin tercatat menjauhi posisi terendah dalam 12 tahun. Dipicu cuaca dingin yang sedang melanda Amerika Utara, harga minyak mulai membaik mengawali pekan ini.
Dilansir Reuters, harga minyak mentah dunia sempat melonjak 10% pada akhir pekan kemarin untuk menjadi salah satu hari terbesar dibandingkan pergerakan dengan reli-reli sebelumnya. Harga minyak jeni Brent mengalami kenaik 8 sen menjadi USD32,36 per barel pada pukul 02.21 GMT setelah kemarin menyentuh level USD32,69 per barel pada hari sebelumnya.
Pada sesi sebelumnya minyak jenis Brent juga sempat ada di level tertinggi USD32,18. Sementara harga minyak mentah berjangka AS untuk jenis West Texas Intermediate (WTI) juga naik sebesar 5 sen ke posisi USD32,24 per barel yang membaik dibandingkan sesi sebelumnya di level USD32,64.
"Perubahan menjadi sentimen buat investor dan menjadi faktor penting ketika pergerakan WTI masih spekulatif dari tingkat tertinggi pekan sebelumnya. Harga rendah minyak mentah terus berdampak negatif kepada produsen AS," jelas ANZ.
Analis Reuters untuk komoditas dan sektor energi Wang Tao mengatakan di awal pekan ini, minyak jenis Brent sempat menghadapi tekanan di posisi USD32,72 per barel dan terus bergerak tidak menentu sebelum bangkit kembali.
Badai salju di Pantai Timur AS mendorong meningkatnya permintaan minyak untuk pemanas sehingga membantu harga minyak mentah untuk membaik. Sementara New York dan Philadelphia sudah kembali berbisnis, meski Washington diterpa cuaca dingin setelah salju sempat menimbun setebal 20 inci di seluruh kota.
Saham Asia di awal pekan mayoritas menguat setelah Wall Street membaik ditopang kenaikan tajam harga minyak mentah dunia. Sementara USD cenderung stabil terhadap yen, usai sempat terpuruk 0,9% di akhir pekan kemarin.
Dilansir Reuters, harga minyak mentah dunia sempat melonjak 10% pada akhir pekan kemarin untuk menjadi salah satu hari terbesar dibandingkan pergerakan dengan reli-reli sebelumnya. Harga minyak jeni Brent mengalami kenaik 8 sen menjadi USD32,36 per barel pada pukul 02.21 GMT setelah kemarin menyentuh level USD32,69 per barel pada hari sebelumnya.
Pada sesi sebelumnya minyak jenis Brent juga sempat ada di level tertinggi USD32,18. Sementara harga minyak mentah berjangka AS untuk jenis West Texas Intermediate (WTI) juga naik sebesar 5 sen ke posisi USD32,24 per barel yang membaik dibandingkan sesi sebelumnya di level USD32,64.
"Perubahan menjadi sentimen buat investor dan menjadi faktor penting ketika pergerakan WTI masih spekulatif dari tingkat tertinggi pekan sebelumnya. Harga rendah minyak mentah terus berdampak negatif kepada produsen AS," jelas ANZ.
Analis Reuters untuk komoditas dan sektor energi Wang Tao mengatakan di awal pekan ini, minyak jenis Brent sempat menghadapi tekanan di posisi USD32,72 per barel dan terus bergerak tidak menentu sebelum bangkit kembali.
Badai salju di Pantai Timur AS mendorong meningkatnya permintaan minyak untuk pemanas sehingga membantu harga minyak mentah untuk membaik. Sementara New York dan Philadelphia sudah kembali berbisnis, meski Washington diterpa cuaca dingin setelah salju sempat menimbun setebal 20 inci di seluruh kota.
Saham Asia di awal pekan mayoritas menguat setelah Wall Street membaik ditopang kenaikan tajam harga minyak mentah dunia. Sementara USD cenderung stabil terhadap yen, usai sempat terpuruk 0,9% di akhir pekan kemarin.
(akr)