Menakar Peluang Ekonomi RI Saat Harga Komoditas Merosot
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengaku tidak khawatir dengan gejolak yang terjadi terhadap harga komoditas di pasar global. Kendati Indonesia selama ini sering kali mengandalkan ekspor barang komoditas, namun menurutnya masih banyak sumber pertumbuhan lain yang belum dieksplorasi.
Dia menambahkan saat ini kondisi perekonomian di Tanah Air memang mengalami perlambatan. Namun, perlambatan tersebut tidak merata terjadi di seluruh daerah di Indonesia. (Baca Juga: Ekonomi RI Tergerus Anjloknya Harga Komoditas)
"Pulau seperti Kalimantan dan Sumatera sangat terdampak dari perlambatan ekonomi. Daerah itu sangat terbebani dengan penurunan harga komditas. Kuartal III/2015, pertumbuhan Kalimantan minus, dan di Sumatera hanya 1%," jelasnya di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Sementara lanjut Dia wilayah lainnya seperti Jawa dan Sulawesi justru memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yakni masing-masing 5% dan 6%. Bahkan, Nusa Tenggara dan Bali justru pertumbuhannya meroket hingga 8%.
"Karena Jawa tidak tergantung kepada komoditas. Di NTB dan Bali karena ada pariwisata dan pelayanan lainnya. Jadi kekuatan pertumbuhan pulau di Indonesia masih ada," sambungnya.
Menurutnya, kondisi perekonomian yang terjadi saat ini jangan hanya dilihat dari sisi suramnya saja. Sebab, masih ada peluang yang cukup besar di Tanah Air. Wilayah seperti Kalimantan dan Sumatera yang terpuruk karena anjloknya harga komoditas, pada dasarnya telah memiliki masa kejayaan sebelumnya saat harga komoditas melambung.
"Dan sekarang kita harus sadar ekonomi kita tidak bisa hanya sekedar mengandalkan batubara dan minyak sawit saja. Kita masih memiliki banyak wilayah yang bisa dieksplorasi," tandasnya.
Dia menambahkan saat ini kondisi perekonomian di Tanah Air memang mengalami perlambatan. Namun, perlambatan tersebut tidak merata terjadi di seluruh daerah di Indonesia. (Baca Juga: Ekonomi RI Tergerus Anjloknya Harga Komoditas)
"Pulau seperti Kalimantan dan Sumatera sangat terdampak dari perlambatan ekonomi. Daerah itu sangat terbebani dengan penurunan harga komditas. Kuartal III/2015, pertumbuhan Kalimantan minus, dan di Sumatera hanya 1%," jelasnya di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Sementara lanjut Dia wilayah lainnya seperti Jawa dan Sulawesi justru memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yakni masing-masing 5% dan 6%. Bahkan, Nusa Tenggara dan Bali justru pertumbuhannya meroket hingga 8%.
"Karena Jawa tidak tergantung kepada komoditas. Di NTB dan Bali karena ada pariwisata dan pelayanan lainnya. Jadi kekuatan pertumbuhan pulau di Indonesia masih ada," sambungnya.
Menurutnya, kondisi perekonomian yang terjadi saat ini jangan hanya dilihat dari sisi suramnya saja. Sebab, masih ada peluang yang cukup besar di Tanah Air. Wilayah seperti Kalimantan dan Sumatera yang terpuruk karena anjloknya harga komoditas, pada dasarnya telah memiliki masa kejayaan sebelumnya saat harga komoditas melambung.
"Dan sekarang kita harus sadar ekonomi kita tidak bisa hanya sekedar mengandalkan batubara dan minyak sawit saja. Kita masih memiliki banyak wilayah yang bisa dieksplorasi," tandasnya.
(akr)