ADB Ramal Ekonomi Indonesia 2016 Tumbuh 5,3%

Rabu, 27 Januari 2016 - 18:10 WIB
ADB Ramal Ekonomi Indonesia...
ADB Ramal Ekonomi Indonesia 2016 Tumbuh 5,3%
A A A
JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) meramal, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini naik di angka 5,1%-5,3%. Prediksi ini didasarkan pada tren peningkatan konsumsi domestik, investasi, serta penururan inflasi yang stabil.

Country Director Asian Development Bank for Indonesia Steven Tabor mengatakan, agar mampu mencapai target tersebut, Indonesia harus fokus pada pengembangan mesin-mesin pertumbuhan baru. Misalnya e-commerce dan wisatawan mancanegara yang berpotensi tumbuh besar.

Menurutnya, e-commerce merupakan sektor menjanjikan yang masih memiliki potensi pemanfaatan sangat besar. Diprediksi, pasar e-commerce nasional akan mencapai Rp25 triliun pada 2016, atau meningkat dari total Rp18 triliun pada 2015.

"Pendapatan yang dihasilkan juga diramalkan akan naik dari angka Rp132 trliun di 2015 menjadi Rp172 triliun di 2016," kata Steven di jakarta Rabu (27/1/2016).

Sementara, di sektor wasman, pertumbuhan diharapkan mencapai 5% tahun ini, dan menyerap 11,7% tenaga kerja Indonesia. Maka, diperlukan reformasi untuk melawan dampak negatif penurunan populasi usia produktif di jangka menengah.

Sementara, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan, tren volatilitas dan penurunan pasar global akan terus berlanjut, termasuk di Asia. Namun, di antara negara emerging market lainnya, Indonesia tergolong baik dari sisi valuasi saham.

"Kalau kerentanan ekonomi yang terjadi itu tidak dipengaruhi inflasi, tapi karena volatilitas dari nilai tukar rupiah akibat kondisi eksternal. Depresiasi nilai mata utang juga dialami negara-negara lain termasuk Brazil, Afrika Selatan, Rusia, Turki, Korea, dan China," jelas Agus.

Dari sisi finansial, sistem perbankan tetap kuat walaupun mengalami perlambatan. Saat ini pemerintah telah melakukan perubahan kebijakan moneter untuk meningkatkan permintaan domestik.

"Suku bunga BI yang lebih rendah serta peningkatan belanja infrastruktur diharapkan dapat mengimbangi dampak penurunan sektor komoditas," katanya.

Untuk menghadapi kondisi ekonomi global yang terus melambat, BI telah menyiapkan kebijakan yang fokus menjaga kestabilan ekonomi jangka panjang. BI juga berupaya mengakomodasi konsumsi domestik dengan tetap menjaga kestabilan harga dan kondisi finansial.

Kombinasi yang tepat antara kebijakan moneter, fiskal, dan reformasi struktural akan mampu membawa Indonesia ke arah pembangunan yang lebih baik di masa depan.

Selain itu, BI juga memproyeksi permintaan domestik akan menguat pada kuartal II/2016, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang diprediksi berada pada angka 5,2%-5,6%.

"Akan ada peningkatan belanja pekerja umum dan infrastruktur yang dicairkan di 2016, dan ini merupakan siklus ekonomi," pungkas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8256 seconds (0.1#10.140)