APRDI Dorong Supermarket Jual Reksa Dana
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI) mendorong agar supermarket nantinya akan menjual produk investasi reksa dana untuk mempermudah investor dalam melakukan pembelian. Menurut Ketua APRDI Denny Thaher pihaknya secara perlahan akan mewujudkan hal tersebut.
"Jual di minimarket pelan-pelan akan ke sana, banyak hal yang harus dipenuhi dulu. Saya setuju reksa dana bisa beli dimana saja," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (28/1/2016).
(Baca Juga: Reksa Dana Cocok Buat Orang Belum Banyak Uang)
Sebelum itu, menurutnya persiapan harus dimatangkan terlebih dahulu seperti sumber daya manusia (SDM) harus kompeten dalam melakukan penjualan reksa dana. Dia juga menjelaskan setidaknya para tenaga penjual reksa dana itu harus memiliki lisensi sebagai agen meski jumlahnya masih sedikit saat ini.
"Kita harus lengkapi dulu seperti, tenaga jual yang benar-benar kompeten dan sistem dibangun sejalan dan sistem transaksi. Tenaga penjual itu juga harus miliki lisensi agen penjual reksa dana. Sejauh ini ada 14 ribuan, meski masih kurang terhadap jumlah populasi kita," sambungnya
Selain itu, lanjut dia, pihaknya punya peta pengembangan investasi di pasar modal dalam lima tahun dengan target 5 juta investor reksa dana. "Kita punya roadmap investasi, strategi pengelolaan investasi 5 tahun dari 2013 hingga 2017 capai 5 juta investor. Sekarang 250 ribu, jadi masih jauh sehingga butuh terobosan dalam tiga tahun," pungkasnya.
"Jual di minimarket pelan-pelan akan ke sana, banyak hal yang harus dipenuhi dulu. Saya setuju reksa dana bisa beli dimana saja," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (28/1/2016).
(Baca Juga: Reksa Dana Cocok Buat Orang Belum Banyak Uang)
Sebelum itu, menurutnya persiapan harus dimatangkan terlebih dahulu seperti sumber daya manusia (SDM) harus kompeten dalam melakukan penjualan reksa dana. Dia juga menjelaskan setidaknya para tenaga penjual reksa dana itu harus memiliki lisensi sebagai agen meski jumlahnya masih sedikit saat ini.
"Kita harus lengkapi dulu seperti, tenaga jual yang benar-benar kompeten dan sistem dibangun sejalan dan sistem transaksi. Tenaga penjual itu juga harus miliki lisensi agen penjual reksa dana. Sejauh ini ada 14 ribuan, meski masih kurang terhadap jumlah populasi kita," sambungnya
Selain itu, lanjut dia, pihaknya punya peta pengembangan investasi di pasar modal dalam lima tahun dengan target 5 juta investor reksa dana. "Kita punya roadmap investasi, strategi pengelolaan investasi 5 tahun dari 2013 hingga 2017 capai 5 juta investor. Sekarang 250 ribu, jadi masih jauh sehingga butuh terobosan dalam tiga tahun," pungkasnya.
(akr)