Harga Minyak Dunia Merangkak Naik Tembus Rp34/Barel

Jum'at, 29 Januari 2016 - 09:45 WIB
Harga Minyak Dunia Merangkak...
Harga Minyak Dunia Merangkak Naik Tembus Rp34/Barel
A A A
SEOUL - Harga minyak dunia memperpanjang kenaikan pada hari ini, sehingga dalam sepekan terakhir kenaikannya mencapai 6%. Kenaikan ini didorong oleh harapan dari kesepakatan antara negara-negara penghasil minyak untuk mengatasi kelebihan pasokan.

Seperti dikutip dari Reuters, harga minyak brent, sebagai patokan harga minyak dunia melonjak lebih dari 25% sejak posisi terendah bulan ini dan sedang menuju kenaikan untuk keempat kalinya.

Harga minyak brent naik 31 sen menjadi USD34,20 per barel pada pukul 01.30 GMT, setelah sebelumnya berakhir turun 79 sen atau 2,4% di level USD33,89 per barel.

Sementara, harga minyak Amerika Serikat (AS) juga naik 21 sen menjadi USD33,43 per barel, setelah ditutup naik 92 sen atau 2,9% sebesar USD33,22 per barel.

"Meskipun tidak melakukan pemotongan pasokan di pasar minyak, harga telah menemukan beberapa dukungan di atas USD30 per barel. Kami percaya dasar ini rapuh, dengan fundamental diperkirakan akan melemah dalam beberapa minggu mendatang," kata ANZ.

"Kami pikir kemungkinan kesepakatan antara produsen minyak dunia sangat rendah. Dengan tidak adanya pengurangan pasokan, tetap akan ada risiko downside lebih lanjut untuk harga dalam jangka pendek," jelasnya.

Harga minyak brent naik 8% ersen setelah Rusia kemarin mengatakan bahwa produsen terbesar anggota OPEC yaitu Arab Saudi, telah mengusulkan pemotongan produksi minyak hingga 5% terhadap kesepakatan global pertama dalam lebih dari satu dekade untuk membantu mengurangi kelebihan pasokan minyak mentah dan menopang harga.

"Kami tetap sangat skeptis bahwa pertemuan tersebut akan menghasilkan pemotongan pasokan yang kredibel. Maka, kita melihat hal ini tidak lebih dari upaya untuk menggeser sentimen pasar, dan kami tidak berharap bahwa itu akan mengubah ketidakseimbangan pasar," kata Barclays, mengacu pada pertemuan antara anggota OPEC dan Rusia.

"Dalam pandangan kami, harga tetap sesuai perkiraan kami, perdagangan brent kurang dari USD40 per barel untuk setidaknya dua kuartal, diperlukan untuk proses balancing, membuka jalan untuk menaikkan harga," imbuhnya.

Edison Investment Research juga telah mengurangi proyeksi harga minyak 2016 menjadi USD40 per barel dari sebelumnya sebesar USD60.

"Pasar minyak telah dalam kekacauan sekarang ini selama 16 bulan, dan Januari 2016 menjadi perdagangan paling bergejolak yang telah kita lihat dalam beberapa tahun," kata analis Edison Ian McLelland.

"Harga minyak mentah telah menurun drastis ke tingkat terendah sejak pertengahan 2004 dan kedua perlambatan pertumbuhan permintaan China dan ekspor Iran telah membebani pasar," tandas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1268 seconds (0.1#10.140)