Selusin Komoditas Ini Penyumbang Inflasi Januari 2016
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada 12 komoditi yang menjadi penyebab inflasi Januari 2016 di angka 0,5%. Tidak adanya kenaikan komoditi yang mendominasi, membuat inflasi di awal tahun ini cukup rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Meski tidak memberikan andil besar, namun mayoritas komiditi tersebut mengalami kenaikan.
(Baca Juga: BPS Catat Inflasi Januari 2016 Hanya 0,51%)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menerangkan daging ayam ras mengalami kenaikan hingga 7,32% dengan andil 0,09%. "Ini karena kurangnya pasokan di setiap daerah. Terjadi kenaikan di 62 kota Indeks harga Konsumen (IHK) dengan yang tertinggi di Tarakan 25% dan Pangkal Pinang 24%," jelasnya di Jakarta, Senin (1/2/2016).
Komoditi kedua yang mengalami kenaikan 16,31% dan andil 0,09% yakni bawah merah. Dengan rincian 80 kota IHK mengalami kenaikan yang tertinggi 63% dan di Kupang serta Palopo masing-masing 52%. Selanjutnya tarif daftar listrik juga menyumbang dengan kenaikan 2,67% dengan andil 0,09%.
Hal ini dijelaskan karena adanya kenaikan harga pada tarif daftar listrik. Terjadi kenaikan di 77 kota IHK dan paling besar terjadi di Tanjung Pinang 7% dan Bungo serta Jambi masing-masing 6%.
"Keempat telur ayam ras, terjadi kenaikan sebesar 7,58% dengan andil 0,06%. Ini karena kurangnya pasokan. Terjadi kenaikan di 80 kota IHK, tertinggi di Bau-Bau 22% dan di Bulukumba 19%," sambungnya
Kelima, bawang putih mengalami kenaikan 14,51% dan memberikan andil 0,04%. Ini juga terjadi karena kurangnya pasokan. Terjadi kenaikan di 81 kota IHK, tertinggi di Dumai 38% dan Gorontalo 29%. Keenam yakni beras dengan kenaikan 0,77% dengan andil 0,03%.
Hal ini terjadi karena musim tanam yang bergeser dan membuat pemerintah waspada. Terjadi kenaikan di 59 kota IHK, tertinggi di Pare-Pare 7% dan Gorontalo 5%. "Ketujuh yakni ikan segar dengan kenaikan 0,99% dan andil 0,03%. Ini ikan sebetulnya bisa menggantikan daging karena pasokan juga menurun ditambah cuaca buruk," katanya.
Kedelapan, kentang dengan perubahan harganya 18,56% dan andilnya 0,03%. Terjadi kenaikan di 75 kota IHK dan yang tertinggi di Palu 58% dan Bulukumba 52%. Kesembilan, Cabai merah dengan kenaikan harganya 7,86%, dengan andil 0,03% di 42 kota IHK, tertinggi di Kupang hingga 95% dan di Warambone 86%.
Kesepuluh, tomat sayur dengan kenaikan harga 12,31% dan memberikan andil 0,02%. Terjadi kenaikan di 58 kota IHK, tertinggi di Makassar hingga 112% dan Sampit 71%. Kesebelas, rokok kretek filter, dengan kenaikannya mencapai 1,03% dan memberikan andil 0,02%.
Ini terjadi karena dampak dari kenaikan cukai rokok di 2016. Terjadi kenaikan di 62 kota IHK dan tertinggi di Purwokerto dan Malang masing-masing 6%. "Terakhir, daging sapi, sebesar 2,04%, dengan andil 0,01%. Terjadi kenaikan di 58 kota IHK, tertinggi di Lubuk Linggau 11% dan Palopo 8%," pungkasnya.
(Baca Juga: BPS Catat Inflasi Januari 2016 Hanya 0,51%)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menerangkan daging ayam ras mengalami kenaikan hingga 7,32% dengan andil 0,09%. "Ini karena kurangnya pasokan di setiap daerah. Terjadi kenaikan di 62 kota Indeks harga Konsumen (IHK) dengan yang tertinggi di Tarakan 25% dan Pangkal Pinang 24%," jelasnya di Jakarta, Senin (1/2/2016).
Komoditi kedua yang mengalami kenaikan 16,31% dan andil 0,09% yakni bawah merah. Dengan rincian 80 kota IHK mengalami kenaikan yang tertinggi 63% dan di Kupang serta Palopo masing-masing 52%. Selanjutnya tarif daftar listrik juga menyumbang dengan kenaikan 2,67% dengan andil 0,09%.
Hal ini dijelaskan karena adanya kenaikan harga pada tarif daftar listrik. Terjadi kenaikan di 77 kota IHK dan paling besar terjadi di Tanjung Pinang 7% dan Bungo serta Jambi masing-masing 6%.
"Keempat telur ayam ras, terjadi kenaikan sebesar 7,58% dengan andil 0,06%. Ini karena kurangnya pasokan. Terjadi kenaikan di 80 kota IHK, tertinggi di Bau-Bau 22% dan di Bulukumba 19%," sambungnya
Kelima, bawang putih mengalami kenaikan 14,51% dan memberikan andil 0,04%. Ini juga terjadi karena kurangnya pasokan. Terjadi kenaikan di 81 kota IHK, tertinggi di Dumai 38% dan Gorontalo 29%. Keenam yakni beras dengan kenaikan 0,77% dengan andil 0,03%.
Hal ini terjadi karena musim tanam yang bergeser dan membuat pemerintah waspada. Terjadi kenaikan di 59 kota IHK, tertinggi di Pare-Pare 7% dan Gorontalo 5%. "Ketujuh yakni ikan segar dengan kenaikan 0,99% dan andil 0,03%. Ini ikan sebetulnya bisa menggantikan daging karena pasokan juga menurun ditambah cuaca buruk," katanya.
Kedelapan, kentang dengan perubahan harganya 18,56% dan andilnya 0,03%. Terjadi kenaikan di 75 kota IHK dan yang tertinggi di Palu 58% dan Bulukumba 52%. Kesembilan, Cabai merah dengan kenaikan harganya 7,86%, dengan andil 0,03% di 42 kota IHK, tertinggi di Kupang hingga 95% dan di Warambone 86%.
Kesepuluh, tomat sayur dengan kenaikan harga 12,31% dan memberikan andil 0,02%. Terjadi kenaikan di 58 kota IHK, tertinggi di Makassar hingga 112% dan Sampit 71%. Kesebelas, rokok kretek filter, dengan kenaikannya mencapai 1,03% dan memberikan andil 0,02%.
Ini terjadi karena dampak dari kenaikan cukai rokok di 2016. Terjadi kenaikan di 62 kota IHK dan tertinggi di Purwokerto dan Malang masing-masing 6%. "Terakhir, daging sapi, sebesar 2,04%, dengan andil 0,01%. Terjadi kenaikan di 58 kota IHK, tertinggi di Lubuk Linggau 11% dan Palopo 8%," pungkasnya.
(akr)