Tanpa Toko, Kuasai Pasar Bunga di 30 Kota

Kamis, 11 Februari 2016 - 06:02 WIB
Tanpa Toko, Kuasai Pasar Bunga di 30 Kota
Tanpa Toko, Kuasai Pasar Bunga di 30 Kota
A A A
TIDAK semua usaha memerlukan kantor atau toko sebagai tempat menjalankan bisnis. Di tengah perkembangan teknologi, dunia maya menjadi salah satu media yang sangat strategis bagi pelaku usaha. Melalui internet pangsa pasar tidak terbatas, bisa menyasar siapa saja, dan dimana saja.

Hal inilah yang berhasil dilakukan Hero Wijayadi, 34, bersama istri, Mariani, 35. Bisnis yang dilakoni Hero terbilang jarang dilirik orang lain, yakni jual-beli bunga secara online.

Melalui toko bunga online Meme Florist yang dikendalikan di Kota Semarang, Jawa Tengah, pria ini sukses memanfaatkan keampuhan strategi internet marketing. Hasilnya, Hero mampu melayani pesanan bunga di lebih dari 30 kota besar secara cepat.

Mungkin Anda akan bertanya-tanya, bagaimana mungkin bisa melakukan pengiriman bunga ke luar kota? Apa tidak layu? dan lainnya. Apalagi, Hero tidak memiliki dagangan bunga sendiri.

Ternyata, Hero melibatkan partner florist lokal di setiap kota Indonesia. Hampir di daerah dia memiliki partner. Tak heran, jika toko online yang dikelolanya mampu melayani konsumen di sejumlah kota.

Hero mengaku, menemukan konsep dan menjalankan strategi internet marketing secara jeli menggunakan layanan Google, seperti Google Adwords, Google My Business, Maps, Google Drive, Gmail, dan Android Apps.

“Jadi terdapat website-website cabang yang mewakili setiap kota, sehingga konsep toko online tersebut mampu membentuk jaringan florist di setiap kota besar,” bebernya.

Dia menjelaskan, secara teknis pemesanan bunga bisa dilakukan di kota mana saja dengan mudah, murah, aman dan cepat. Nama Meme Florist pun melambung dan sudah banyak dikenal publik.

“Pelanggan nyaman untuk memanfaatkan jasa pemesanan bunga secara online melalui toko ini. Kita juga telah meluncurkan aplikasi Meme Florist untuk Android, untuk memudahkan pelanggan,” ujarnya.

Jebolan Master IT Monash University, Australia ini mengaku tidak memiliki toko bunga secara offline. Sehingga bisa dikatakan, dia hanya seorang ‘broker’ bunga.

Dia melihat bunga-bunga lokal memiliki kualitas bagus dan punya potensi besar untuk dikembangkan dan dipasarkan. Namun, banyak penjual bunga yang tidak memiliki kemampuan dalam internet marketing.

Untuk itu, Hero bersama istri kemudian menata sistem dan menawarkan kerja sama dengan penjual bunga dari berbagai daerah dengan prinsip saling menguntungkan.

"Awalnya memang tidak mudah, karena kebanyakan penjual bunga memasarkan dengan cara offline atau secara langsung di kios,” ungkapnya.

Namun berkat kegigihannya, beberapa penjual bunga pun mulai bekerja sama. Penjualan bunga melalui florist pertama ternyata mendapat respons positif dari konsumen.

Mereka berdua kemudian memperluas jaringan dengan memperbanyak partner lain. Bahkan, hingga memperluas jaringan di kota-kota besar, seperti di Bandung, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Aceh, Bali, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan lain-lain.

“Kami datangi satu-satu pedagang bunga, untuk menawarkan kerja sama, dan setelah terbukti banyak pedagang yang kemudian tertarik,” ucapnya.

Klien Hero mulai dari konsumen pribadi, perusahaan sampai dengan pemerintahan.

Dia menyebutkan, meski pelanggan melakukan pembelian di partner bisnis, namun Meme Florist tetap bertanggung jawab penuh terhadap setiap komplain yang diajukan pelanggan.

”Dalam bisnis ini yang utama adalah layanan. Jika ada komplain kita yang tanggung jawab, misalnya kita yang mengganti jika ada kesalahan,” tandasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3803 seconds (0.1#10.140)