Harga Minyak di Perdagangan Asia Naik
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia hari ini naik 3% di perdagangan Asia setelah Iran mendukung rencana Rusia dan Arab Saudi untuk membekukan produksi minyak mentah.
Seperti dikutip dari Reuters, Kamis (18/2/2016) harga minyak Amerika Serikat (AS) melonjak USD1,06 setelah pasar Asia dibuka, dan diperdagangkan naik 77 sen menjadi USD31,43 per barel pada pukul 06:46 ET atau naik 2,5%. Pada sesi sebelumnya, harga minyak AS melonjak 5,6% di posisi USD30,66 per barel.
"Harga naik terlihat ada reaksi berlebihan sebagai probabilitas dari Iran yang tidak meningkatkan produksi dalam pandangan kami," kata ANZ dalam catatan hari ini.
"Iran baru saja mulai meningkatkan produksi setelah sanksi dicabut dan tidak mungkin untuk berkomitmen menjaga produksi pada tingkat rendah saat ini," tambahnya.
Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh bertemu rekan-rekan dari Venezuela, Irak dan Qatar di Teheran pada Rabu. Namun, tidak mengatakan apakah Iran akan tutup produksi pada tingkat Januari sesuai langkah yang dilakukan oleh produsen utama yaitu Rusia, Arab Saudi, dan Irak untuk membatasi produksi.
Iran mengekspor sekitar 2,5 juta barel per hari (bph) minyak mentah sebelum 2012, tapi sanksi yang diberlakukan dunia untuk mengekang program nuklir Teheran, memangkas produksi minyaknya menjadi sekitar 1,1 juta barel per hari.
Sanksi pun akhirnya dicabut pada bulan lalu, yang memungkinkan Iran untuk melanjutkan menjual minyak secara bebas di pasar internasional.
Harga minyak juga mendapat dukungan setelah stok minyak mentah AS secara tak terduga turun 3,3 juta barel pekan lalu sebesar 499.100.000, data dari kelompok industri American Petroleum Institute menunjukkan pada Rabu.
Seperti dikutip dari Reuters, Kamis (18/2/2016) harga minyak Amerika Serikat (AS) melonjak USD1,06 setelah pasar Asia dibuka, dan diperdagangkan naik 77 sen menjadi USD31,43 per barel pada pukul 06:46 ET atau naik 2,5%. Pada sesi sebelumnya, harga minyak AS melonjak 5,6% di posisi USD30,66 per barel.
"Harga naik terlihat ada reaksi berlebihan sebagai probabilitas dari Iran yang tidak meningkatkan produksi dalam pandangan kami," kata ANZ dalam catatan hari ini.
"Iran baru saja mulai meningkatkan produksi setelah sanksi dicabut dan tidak mungkin untuk berkomitmen menjaga produksi pada tingkat rendah saat ini," tambahnya.
Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh bertemu rekan-rekan dari Venezuela, Irak dan Qatar di Teheran pada Rabu. Namun, tidak mengatakan apakah Iran akan tutup produksi pada tingkat Januari sesuai langkah yang dilakukan oleh produsen utama yaitu Rusia, Arab Saudi, dan Irak untuk membatasi produksi.
Iran mengekspor sekitar 2,5 juta barel per hari (bph) minyak mentah sebelum 2012, tapi sanksi yang diberlakukan dunia untuk mengekang program nuklir Teheran, memangkas produksi minyaknya menjadi sekitar 1,1 juta barel per hari.
Sanksi pun akhirnya dicabut pada bulan lalu, yang memungkinkan Iran untuk melanjutkan menjual minyak secara bebas di pasar internasional.
Harga minyak juga mendapat dukungan setelah stok minyak mentah AS secara tak terduga turun 3,3 juta barel pekan lalu sebesar 499.100.000, data dari kelompok industri American Petroleum Institute menunjukkan pada Rabu.
(izz)