Evaluasi Harga BBM 3 Bulanan Disebut Buat Ekonomi Stabil

JAKARTA - Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja menerangkan mekanisme evaluasi tiga bulanan dalam penetapan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memiliki beberapa efek positif. Dipengaruhi kondisi kurs nilai tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (USD), penetapan metode ini membuat ekonomi stabil.

(Baca Juga: Indef: Evaluasi Harga BBM, Pemerintah Jangan Gunakan Asumsi Biasa)

"‎Penghitungan untuk harganya di bulan April nanti berdasarkan tiga bulan, Januari-Maret. Kita lihat rata-rata kurs dolarnya seperti apa, itu parameter pentingnya. Ini memberikan dampak positif bagi kestabilan ekonomi Indonesia," jelasnya di Jakarta, Senin (22/2/2016)

Dia menambahkan langkah ini ternyata sudah diikuti oleh beberapa negara seperti Arab Saudi, Iran dan beberapa negara lainnya. Mereka pelan-pelan mulai melepaskan kebijakan subsidi BBM untuk masyarakat di negaranya.

"Beberapa negara mencontoh kita seperti, Arab Saudi, Iran, dan banyak negara yang tadinya mensubsidi BBM, sekarang mulai pelan-pelan melepas subsidi dan mengikuti kita. Pola periodenya juga sama. Sedangkan untuk negara yang ekonomi negaranya kuat, mereka pakai harga pasar," sambungnya.

(Baca Juga: Minyak Dunia Melorot, Pemerintah Keukeuh Tak Turunkan Harga BBM)

Lebih lanjut, dia menerangkan Indonesia tidak akan lagi menggunakan mekanisme perubahan harga BBM dalam jarak waktu yang berdekatan. Karena mulai April nanti, BBM akan dijual berdasarkan rata-rata harga minyak dunia saat ini.

"Mulai April nanti kita akan jual harga BBM dengan rata-rata minyak dunia sekarang, jadi tidak bisa dibandingkan dengan Malaysia hari ini, Singapura hari ini, karena mereka mengikuti harga pasar, tidak bisa dibandingin hari ini. Tapi bandingkan rata-rata 3 bulan," tutupnya.