Bank Mandiri Bukukan Laba Bersih Rp20,3 Triliun Sepanjang 2015
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membukukan laba bersih Rp20,3 triliun sepanjang 2015. Angka ini meningkat 2,3% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp19,9 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan di samping pertumbuhan kredit, laju kenaikan laba bersih juga ditopang oleh pertumbuhan operating income. Tercatat jumlahnya meningkat Rp10,3 triliun atau secara tahunan tumbuh 18,0% menjadi Rp67,1 triliun.
"Kenaikan pendapatan bunga bersih dan premi bersih sebesar 16,0% menjadi Rp48,5 triliun serta pertumbuhan fee based income 23,7% menjadi Rp18,6 triliun," ujarnya di Jakarta, Selasa (23/2/2016).
Sedangkan pertumbuhan kredit Bank Mandiri, lanjut dia secara tahunan naik 12,4% menjadi Rp595,5 triliun pada 2015 dari Rp530,0 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya, dengan rasio NPL net di level 0,90%.
Dia menjelaskan pertumbuhan penyaluran kredit itu mendorong peningkatan aset sebesar 6,4% menjadi Rp910,1 triliun dari Rp855,0 triliun pada Desember 2014. Dilihat dari segmentasi, kenaikan penyaluran kredit terjadi di seluruh bisnis.
Pertumbuhan tertinggi pada segmen mikro, diterangkan tercatat mencapai 22,9% menjadi Rp42,5 triliun pada Desember 2015. Jumlah nasabah kredit mikro juga meningkat sebanyak 1.108.992 nasabah. "Sementara itu, kredit yang tersalurkan untuk segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mencatat pertumbuhan sebesar 3,2% menjadi Rp75,8 triliun," pungkasnya.
Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan di samping pertumbuhan kredit, laju kenaikan laba bersih juga ditopang oleh pertumbuhan operating income. Tercatat jumlahnya meningkat Rp10,3 triliun atau secara tahunan tumbuh 18,0% menjadi Rp67,1 triliun.
"Kenaikan pendapatan bunga bersih dan premi bersih sebesar 16,0% menjadi Rp48,5 triliun serta pertumbuhan fee based income 23,7% menjadi Rp18,6 triliun," ujarnya di Jakarta, Selasa (23/2/2016).
Sedangkan pertumbuhan kredit Bank Mandiri, lanjut dia secara tahunan naik 12,4% menjadi Rp595,5 triliun pada 2015 dari Rp530,0 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya, dengan rasio NPL net di level 0,90%.
Dia menjelaskan pertumbuhan penyaluran kredit itu mendorong peningkatan aset sebesar 6,4% menjadi Rp910,1 triliun dari Rp855,0 triliun pada Desember 2014. Dilihat dari segmentasi, kenaikan penyaluran kredit terjadi di seluruh bisnis.
Pertumbuhan tertinggi pada segmen mikro, diterangkan tercatat mencapai 22,9% menjadi Rp42,5 triliun pada Desember 2015. Jumlah nasabah kredit mikro juga meningkat sebanyak 1.108.992 nasabah. "Sementara itu, kredit yang tersalurkan untuk segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mencatat pertumbuhan sebesar 3,2% menjadi Rp75,8 triliun," pungkasnya.
(akr)