Harga Emas Antam Menyusut di Tengah Penguatan Emas Global

Senin, 29 Februari 2016 - 10:39 WIB
Harga Emas Antam Menyusut di Tengah Penguatan Emas Global
Harga Emas Antam Menyusut di Tengah Penguatan Emas Global
A A A
JAKARTA - Harga jual dan beli kembali (buyback) emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada perdagangan hari ini tercatat menyusut dibandingkan posisi akhir pekan kemarin, Jumat (26/2). Sedangkan emas global tercatat masih melanjutkan tren penguatan dengan perubahan yang tidak terlalu besar.

Dilansir dari situs Logammulia.com, Senin (29/2/2016), harga jual emas Antam merosot tajam Rp7.000/gram menjadi Rp564.000/gram dari sebelumnya Rp571.000/gram dan harga buyback emas Antam juga melemah Rp7.000 menjadi Rp516.000/gram dari sebelumnya Rp523.000/gram

Emas ukuran 2 gram dibanderol Rp1.088.000, dengan harga per gram Rp544.000. Harga emas 3 gram dipatok Rp1.614.000 dengan harga Rp538.000/gram. Harga emas 4 gram senilai Rp2.140.000 dengan harga per gram Rp535.000.

Selain itu, harga jual emas 5 gram ditetapkan Rp2.675.000 dengan harga per gram Rp535.000. Harga emas 10 gram dijual Rp5.300.000, dengan harga per gram Rp530.000.

Harga emas 25 gram Rp13.175.000 dengan harga per gram Rp527.000. Harga emas 50 gram sebesar Rp26.300.000, dengan harga per gram Rp526.000. Kemudian, harga emas 100 gram sebesar Rp52.550.000, dengan harga per gram Rp525.500.

Harga emas 250 gram mencapai Rp131.250.000, dengan harga per gram Rp525.000, dan harga emas ukuran 500 gram dihargai Rp262.300.000 dengan harga per gram Rp524.600.

Seperti dikutip dari Reuters hari ini di awal pekan, harga emas dunia hari ini masih menjaga tren penguatan dengan perubahan yang tidak terlalu besar. Meski begitu emas global masih berada di posisi terbaik dalam empat tahun terakhir. Harga emas di pasar spot stabil pada posisi USD1.221,36 pada pukul 00.44 GMT.

Sebelumnya emas di pasar spot merosot 1% pada akhir pekan kemarin ketika USD dan pasar saham menguat. Data AS pada akhir pekan kemarin menunjukkan kenaikan di penguaran konsumen untuk Januari 2016 dan mendasari inflasi dan melonjak serta berdampak negatif ke pasar logal mulia.

Sementara suku bunga AS tercatat meningkat pada tahun ini. Namun data AS memberikan optimis setelah laporan manufaktur dan pasar tenaga kerja memperlihatkan perbaikan ekonomi AS untuk menjadi momentum kebangkitan setelah mengalami perlambatan pada kuartal keempat.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5058 seconds (0.1#10.140)