DPR Ungkap Perbandingan Harga BBM di RI dan Singapura
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR Inas Nasrullah menyesalkan banyak oknum yang membuat pernyataan tidak benar terkait dengan harga bahan bakar minyak (BBM). Baru-baru ini ada isu bahwa pemerintah memanipuasi harga BBM.
Dalam pernyataan tersebut, kata Inas, ada yang menyebut harga BBM premium menjadi Rp3.800 per liter dan Solar 48 menjadi Rp3.650 per liter. Harga tersebut mengacu pada harga di bursa minyak Singapura, yakni bensin Ron 95 hanya Rp5.000-Rp5.500 per liter dan Solar 51 dengan sulfur max 50 ppm hanya Rp4.500-Rp5.000 per liter.
"Saya menyesali sekali kalau ternyata pernyataan di lapangan ke masyarakat tidak benar. Ini mengada-ada dan provokatif. Karena faktanya harga BBM di Singapura justru jauh lebih mahal ketimbang di Indonesia," kata dia dalam rilisnya di Jakarta, Senin (29/2/2016).
Menurutnya, selain tidak didukung data akurat, berita tersebut juga sangat bertentangan dengan fakta yang ada. Kondisi yang sebenarnya, harga RON 95 di Singapura pada Jumat (26/2/2016) sebesar SGD1,98 per liter. Dengan kurs dolar Singapura sebesar Rp9.585, maka harga BBM jenis RON 95 di negara tersebut sebesar Rp18.978 per liter.
"Saya baru saja memantau harga tersebut. Jadi sebaiknya, janganlah ada oknum yang asal berbicara. Biasakan elegan, mengkritisi dengan data dan fakta yang benar. Bukan membuat opini dengan tujuan membuat kegaduhan," kata Inas.
Sementara harga solar di Singapura juga tidak akurat. Karena solar di Singapura justru lebih mahal daripada RON 95, yakni sekitar SGD2. Selain itu, terkait maksimal kandungan sulfur juga tidak tepat. Bukan 50 ppm, namun di Singapura maksimal 10 ppm. Batasan konsentrasi sulphur content tersebut jauh lebih rendah dibanding Indonesia, yakni 3.500 ppm.
Inas juga mengimbau agar isu yang meracuni masyarakat ini tidak diteruskan. Pasalnya, akan mengganggu pembangunan Indonesia. "Kita ini sedang membangun. Tolong memberi masukan yang konstruktif, berikan data yang valid, bukan malah menjadikan suasana keruh," tandas dia.
Dalam pernyataan tersebut, kata Inas, ada yang menyebut harga BBM premium menjadi Rp3.800 per liter dan Solar 48 menjadi Rp3.650 per liter. Harga tersebut mengacu pada harga di bursa minyak Singapura, yakni bensin Ron 95 hanya Rp5.000-Rp5.500 per liter dan Solar 51 dengan sulfur max 50 ppm hanya Rp4.500-Rp5.000 per liter.
"Saya menyesali sekali kalau ternyata pernyataan di lapangan ke masyarakat tidak benar. Ini mengada-ada dan provokatif. Karena faktanya harga BBM di Singapura justru jauh lebih mahal ketimbang di Indonesia," kata dia dalam rilisnya di Jakarta, Senin (29/2/2016).
Menurutnya, selain tidak didukung data akurat, berita tersebut juga sangat bertentangan dengan fakta yang ada. Kondisi yang sebenarnya, harga RON 95 di Singapura pada Jumat (26/2/2016) sebesar SGD1,98 per liter. Dengan kurs dolar Singapura sebesar Rp9.585, maka harga BBM jenis RON 95 di negara tersebut sebesar Rp18.978 per liter.
"Saya baru saja memantau harga tersebut. Jadi sebaiknya, janganlah ada oknum yang asal berbicara. Biasakan elegan, mengkritisi dengan data dan fakta yang benar. Bukan membuat opini dengan tujuan membuat kegaduhan," kata Inas.
Sementara harga solar di Singapura juga tidak akurat. Karena solar di Singapura justru lebih mahal daripada RON 95, yakni sekitar SGD2. Selain itu, terkait maksimal kandungan sulfur juga tidak tepat. Bukan 50 ppm, namun di Singapura maksimal 10 ppm. Batasan konsentrasi sulphur content tersebut jauh lebih rendah dibanding Indonesia, yakni 3.500 ppm.
Inas juga mengimbau agar isu yang meracuni masyarakat ini tidak diteruskan. Pasalnya, akan mengganggu pembangunan Indonesia. "Kita ini sedang membangun. Tolong memberi masukan yang konstruktif, berikan data yang valid, bukan malah menjadikan suasana keruh," tandas dia.
(izz)