Tertunda 18 Tahun, Investor Blok Masela Bisa Kabur
A
A
A
JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyebut investasi pengembangan Blok Masela yang merupakan kawasan kilang minyak dan gas (migas) yang terletak di laut Arafura, Maluku tertunda sejak 1998. Sehingga, jika tidak ada kepastian maka investor seperti Inpex Corporation dikhawatirkan bisa kabur.
Ekonom Indef Berly Martawardaya mengatakan, semakin lama pengembangan Blok Masela ditunda akan menimbulkan efek tidak baik karena harga migas saat ini sedang tertekan. Akibatnya, timbul kekhawatiran investor akan beralih dari Lapangan Gas Abadi di laut Arafura tersebut.
"Sudah lama PHP (pemberian harapan palsu) selama 18 tahun sejak 1998. Lama-lama orang capek apalagi kondisi migas lesu, kan investasi enggak hanya di Indonesia," ujarnya di Jakarta, Senin (29/2/2016).
Diketahui, Inpex mendapatkan hak untuk melakukan kegiatan eksplorasi di Blok Masela melalui penandatanganan kontrak Masela PSC pada 16 November 1998. Sejak saat itu, melalui Inpex Masela Ltd telah melakukan kegiatan eksplorasi hidrokarbon di Blok ini dengan kepemilikan saham 100%.
Menurutnya, selain faktor pengembangan di Blok Masela, juga harus melihat dampaknya ke wilayah sekitar. Jangan sampai tidak ada efek pembangunan. "Jadi yang saya lihat hitung dampaknya. Belum desain pembangunan dan pengembangan wilayah," katanya.
Inpex Coporation sendiri sudah melakukan kontrak sejak 16 November 1998 untuk eksplorasi lapangan dan kemudian 30 Desember 2008 ada persetujuan, sementara PoD 1 dari menteri ESDM di bawah kabinet SBY dan pada 6 Desember 2010 disetujui PoD 1 lapangan Abadi.
Sehingga, kata dia, nantinya tidak sepenuhnya dana investasi dari Inpex diserahkan ke pemerintah daerah (Pemda) setempat. Proses kepastian pengembangan Blok Masela juga sudah tertunda dari tahun lalu.
"Sehingga tidak sepenuhnya dana diserahkan ke Pemda, saya kira masih ada waktu, ini tertunda setahun. Ini berarti bisa didapati dampaknya ke kabupaten Maluku Selatan," pungkasnya.
Adapun untuk pengembangan lapangan gas Abadi ini, Inpex Masela Ltd saat ini sedang melakukan beberapa studi detail yang meliputi penghitungan cadangan (reserve calculation), skenario pengembangan (development scenario) dan studi pemasaran gas (gas marketing study). Diharapkan pengembangan Lapangan Gas Abadi ini dapat direalisasikan dalam waktu dekat.
Ekonom Indef Berly Martawardaya mengatakan, semakin lama pengembangan Blok Masela ditunda akan menimbulkan efek tidak baik karena harga migas saat ini sedang tertekan. Akibatnya, timbul kekhawatiran investor akan beralih dari Lapangan Gas Abadi di laut Arafura tersebut.
"Sudah lama PHP (pemberian harapan palsu) selama 18 tahun sejak 1998. Lama-lama orang capek apalagi kondisi migas lesu, kan investasi enggak hanya di Indonesia," ujarnya di Jakarta, Senin (29/2/2016).
Diketahui, Inpex mendapatkan hak untuk melakukan kegiatan eksplorasi di Blok Masela melalui penandatanganan kontrak Masela PSC pada 16 November 1998. Sejak saat itu, melalui Inpex Masela Ltd telah melakukan kegiatan eksplorasi hidrokarbon di Blok ini dengan kepemilikan saham 100%.
Menurutnya, selain faktor pengembangan di Blok Masela, juga harus melihat dampaknya ke wilayah sekitar. Jangan sampai tidak ada efek pembangunan. "Jadi yang saya lihat hitung dampaknya. Belum desain pembangunan dan pengembangan wilayah," katanya.
Inpex Coporation sendiri sudah melakukan kontrak sejak 16 November 1998 untuk eksplorasi lapangan dan kemudian 30 Desember 2008 ada persetujuan, sementara PoD 1 dari menteri ESDM di bawah kabinet SBY dan pada 6 Desember 2010 disetujui PoD 1 lapangan Abadi.
Sehingga, kata dia, nantinya tidak sepenuhnya dana investasi dari Inpex diserahkan ke pemerintah daerah (Pemda) setempat. Proses kepastian pengembangan Blok Masela juga sudah tertunda dari tahun lalu.
"Sehingga tidak sepenuhnya dana diserahkan ke Pemda, saya kira masih ada waktu, ini tertunda setahun. Ini berarti bisa didapati dampaknya ke kabupaten Maluku Selatan," pungkasnya.
Adapun untuk pengembangan lapangan gas Abadi ini, Inpex Masela Ltd saat ini sedang melakukan beberapa studi detail yang meliputi penghitungan cadangan (reserve calculation), skenario pengembangan (development scenario) dan studi pemasaran gas (gas marketing study). Diharapkan pengembangan Lapangan Gas Abadi ini dapat direalisasikan dalam waktu dekat.
(izz)