SBY Minta Pengusaha Ikuti Megatrends
A
A
A
JAKARTA - Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta para pengusaha mengantisipasi perkembangan yang terjadi di dunia atau yang disebutnya megatrends. Hal ini agar pengusaha dapat mengambil peluang dari kondisi yang ada.
Dia mengatakan, para pemimpin sekalipun pemimpin bisnis di negara manapun harus mengikuti isu strategis hingga tingkat global. Sebab, apa yang terjadi di lingkungan akan berpengaruh terhadap bisnis yang digeluti.
"Saya menganjurkan saudara semua agar mengikuti terus yang disebut dengan tren dunia tahun 2016 seperti apa, dan 10-30 tahun mendatang seperti apa. Ikuti megatrends. Selain itu, para pemimpin di negara manapun juga mengikuti isu strategis tingkat global, karena itu environment yang akan berpengaruh ke bisnis dan investasi," ujarnya, di Menara Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Jakarta, Kamis (3/3/2016).
Dia menyebutkan, megatrends yang pertama adalah terkait demografi dunia. Pada 2045 mendatang, penduduk dunia akan bertambah dari 7 miliar jiwa menjadi 9 miliar jiwa. Artinya, mereka membutuhkan makanan lebih banyak, energi lebih banyak, ataupun air yang lebih banyak.
"Itu business opportunity. Orang yang usianya 65 tahun ke atas, jumlahnya akan menjadi 1 miliar jiwa. What does it mean? Consumption demands-nya pun berbeda dari manusia di bawah 50 tahun, dengan yang 65 sampai 75 tahun. Dan tentu banyak aspek demografi lainnya," terang SBY.
Megatrend kedua, lanjut Politisi Partai Demokrat ini, persoalan mengenai urbanisasi yang akan terjadi di dunia. Bahkan, sekitar 2/3 manusia akan berpindah ke perkotaan, baik perkotaan kecil maupun besar.
"Artinya, kota akan mendapatkan pressure luar biasa baik makanan, transportasi, perumahan, jasa dan sebagainya. Itu opportunities dari sisi bisnis. Jadi lihat itu dari dua sisi, challenges dan opportunities," imbuhnya.
Setelah itu, lanjut dia, dunia juga mengalami revolusi dalam bidang teknologi. Pengusaha pun harus bisa menangkap peluang tersebut, karena semua bidang kehidupan telah mengalami revolusi dalam bidang teknologi.
Terakhir, megatrends-nya adalah globalisasi dan konektivitas. Indonesia saat ini telah menjadi anggota G-20, dalam lingkup ASEAN pun telah mengalami transformasi menjadi negara yang terintegrasi melalui implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Menurutnya, dengan berbagai tren yang terjadi di dunia, pengusaha tidak bisa hanya berpikir inward looking. Jika tidak, Indonesia akan kalah dalam era globalisasi dan persaingan seperti saat ini.
"We want to winner not loser. Kalau hanya inward looking, tapi dengan kondisi kita sekarang ini, kita harus pas antara inward dan outward looking. Antara nationalism dengan apa yang bisa didapatkan dari dunia ini," tandasnya.
Baca juga:
SBY Minta Pengusaha Tiru Lagu Aku Bukan Bang Toyib
SBY Ajari Jokowi SBYnomics Atasi Krisis Ekonomi
Blok Masela Ricuh, SBY Minta Pemerintah Tak Pecah Kongsi
Dia mengatakan, para pemimpin sekalipun pemimpin bisnis di negara manapun harus mengikuti isu strategis hingga tingkat global. Sebab, apa yang terjadi di lingkungan akan berpengaruh terhadap bisnis yang digeluti.
"Saya menganjurkan saudara semua agar mengikuti terus yang disebut dengan tren dunia tahun 2016 seperti apa, dan 10-30 tahun mendatang seperti apa. Ikuti megatrends. Selain itu, para pemimpin di negara manapun juga mengikuti isu strategis tingkat global, karena itu environment yang akan berpengaruh ke bisnis dan investasi," ujarnya, di Menara Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Jakarta, Kamis (3/3/2016).
Dia menyebutkan, megatrends yang pertama adalah terkait demografi dunia. Pada 2045 mendatang, penduduk dunia akan bertambah dari 7 miliar jiwa menjadi 9 miliar jiwa. Artinya, mereka membutuhkan makanan lebih banyak, energi lebih banyak, ataupun air yang lebih banyak.
"Itu business opportunity. Orang yang usianya 65 tahun ke atas, jumlahnya akan menjadi 1 miliar jiwa. What does it mean? Consumption demands-nya pun berbeda dari manusia di bawah 50 tahun, dengan yang 65 sampai 75 tahun. Dan tentu banyak aspek demografi lainnya," terang SBY.
Megatrend kedua, lanjut Politisi Partai Demokrat ini, persoalan mengenai urbanisasi yang akan terjadi di dunia. Bahkan, sekitar 2/3 manusia akan berpindah ke perkotaan, baik perkotaan kecil maupun besar.
"Artinya, kota akan mendapatkan pressure luar biasa baik makanan, transportasi, perumahan, jasa dan sebagainya. Itu opportunities dari sisi bisnis. Jadi lihat itu dari dua sisi, challenges dan opportunities," imbuhnya.
Setelah itu, lanjut dia, dunia juga mengalami revolusi dalam bidang teknologi. Pengusaha pun harus bisa menangkap peluang tersebut, karena semua bidang kehidupan telah mengalami revolusi dalam bidang teknologi.
Terakhir, megatrends-nya adalah globalisasi dan konektivitas. Indonesia saat ini telah menjadi anggota G-20, dalam lingkup ASEAN pun telah mengalami transformasi menjadi negara yang terintegrasi melalui implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Menurutnya, dengan berbagai tren yang terjadi di dunia, pengusaha tidak bisa hanya berpikir inward looking. Jika tidak, Indonesia akan kalah dalam era globalisasi dan persaingan seperti saat ini.
"We want to winner not loser. Kalau hanya inward looking, tapi dengan kondisi kita sekarang ini, kita harus pas antara inward dan outward looking. Antara nationalism dengan apa yang bisa didapatkan dari dunia ini," tandasnya.
Baca juga:
SBY Minta Pengusaha Tiru Lagu Aku Bukan Bang Toyib
SBY Ajari Jokowi SBYnomics Atasi Krisis Ekonomi
Blok Masela Ricuh, SBY Minta Pemerintah Tak Pecah Kongsi
(dmd)