Sudirman Said-Rizal Ramli Ditantang DPR Debat Terbuka Blok Masela
A
A
A
JAKARTA - Komisi VII DPR RI menantang Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dan Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Rizal Ramli untuk melakukan debat terbuka di hadapan parlemen. Hal ini terkait kekisruhan yang terjadi antara kedua menteri ini mengenai skema pengembangan kilang di Blok Masela, Maluku.
Anggota Komisi VII DPR Ramson Siagian menilai, jika kedua menteri tersebut berdebat di hadapan publik dan media massa terkait hal tersebut justru merupakan perilaku yang tidak pantas dilakukan oleh pejabat di lingkungan pemerintahan. Karena itu, dirinya meminta agar dua menteri ini bersama dengan staf khusus masing-masing melakukan debat terbuka di hadapan Komisi VII DPR RI
"Kalau saya debat dengan pak menteri itu biasa karena ini negara demokratis, tapi pak menteri berdebat dengan Pak Rizal Ramli di publik kurang elok. Kita undang dua-duanya dengan staff khusus untuk debat dari segi ekonomi, politik dan teknis," katanya dalam rapat kerja dengan Menteri ESDM di Gedung DPR-MPR RI, Jakarta, Selasa (8/3/2016).
(Baca Juga: Kilang Laut Blok Masela Bakal Picu Konflik Indonesia-Australia)
Politisi Partai Gerindra ini memastikan, permintaan untuk melakukan debat terbuka tersebut semata agar masyarakat tidak hanya dihadapkan dengan tontonan keributan antar pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Apalagi, skema yang dipilih Menteri ESDM Sudirman Said untuk pembangunan kilang di Blok Masela pada dasarnya lebih efisien.
"Saya tidak mau menekan terlalu banyak pak Sudirman Said kali ini, karena kebijakannya kali ini rada-rada efisien. Kalau siap, kita mau menyaksikan dan menilai, artinya siapa yang menang pak Jokowi akan memberikan grade yang tinggi kan, Insya Allah bisa sampai 2019," tandasnya.
Seperti diketahui, Menteri ESDM Sudirman Said berbeda pendapat dengan Menko bidang Kemaritiman Rizal Ramli terkait skema pengembangan kilang di Lapangan Abadi tersebut. Menteri ESDM menilai skema yang tepat untuk pengembangan kilang di Blok Masela menggunakan skema LNG terapung (floating LNG/offshore), sementara Menko bidang Kemaritiman Rizal Ramli menilai lebih tepat dengan menggunakan skema pipanisasi darat (onshore).
Anggota Komisi VII DPR Ramson Siagian menilai, jika kedua menteri tersebut berdebat di hadapan publik dan media massa terkait hal tersebut justru merupakan perilaku yang tidak pantas dilakukan oleh pejabat di lingkungan pemerintahan. Karena itu, dirinya meminta agar dua menteri ini bersama dengan staf khusus masing-masing melakukan debat terbuka di hadapan Komisi VII DPR RI
"Kalau saya debat dengan pak menteri itu biasa karena ini negara demokratis, tapi pak menteri berdebat dengan Pak Rizal Ramli di publik kurang elok. Kita undang dua-duanya dengan staff khusus untuk debat dari segi ekonomi, politik dan teknis," katanya dalam rapat kerja dengan Menteri ESDM di Gedung DPR-MPR RI, Jakarta, Selasa (8/3/2016).
(Baca Juga: Kilang Laut Blok Masela Bakal Picu Konflik Indonesia-Australia)
Politisi Partai Gerindra ini memastikan, permintaan untuk melakukan debat terbuka tersebut semata agar masyarakat tidak hanya dihadapkan dengan tontonan keributan antar pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Apalagi, skema yang dipilih Menteri ESDM Sudirman Said untuk pembangunan kilang di Blok Masela pada dasarnya lebih efisien.
"Saya tidak mau menekan terlalu banyak pak Sudirman Said kali ini, karena kebijakannya kali ini rada-rada efisien. Kalau siap, kita mau menyaksikan dan menilai, artinya siapa yang menang pak Jokowi akan memberikan grade yang tinggi kan, Insya Allah bisa sampai 2019," tandasnya.
Seperti diketahui, Menteri ESDM Sudirman Said berbeda pendapat dengan Menko bidang Kemaritiman Rizal Ramli terkait skema pengembangan kilang di Lapangan Abadi tersebut. Menteri ESDM menilai skema yang tepat untuk pengembangan kilang di Blok Masela menggunakan skema LNG terapung (floating LNG/offshore), sementara Menko bidang Kemaritiman Rizal Ramli menilai lebih tepat dengan menggunakan skema pipanisasi darat (onshore).
(akr)