Ini Penyebab Nilai Jual Tenaga Kerja RI Rendah
A
A
A
JAKARTA - Minimnya kemampuan bahasa asing terutama bahasa Inggris membuat nilai jual tenaga kerja Indonesia rendah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Pernyataan ini disampaikan oleh CEO Wardour and Oxford, Wempy Dyocta Koto dan menurutnya komunikasi interpersonal tenaga kerja di Indonesia masih labil.
(Baca Juga: Wantimpres Akui Daya Saing SDM RI di Pasar Global Rendah)
Dia menambahkan yang menjadi keprihatinan adalah rendahnya kemampuan berbahasa Inggris. Lanjut dia, kompetensi keahlian profesi dibutuhkan dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini. Menurutnya tenaga-tenaga kerja asing dari negara ASEAN lainnya telah dibekali dengan sertifikasi profesi yang menjamin kemampuan profesional mereka.
“Nilai jual tenaga kerja Indonesia akan jauh lebih rendah, jika mereka tidak memiliki kemampuan bahasa Inggris," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (11/3/2016).
Lanjut dia dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, kemampuan berbahasa Inggris masyarakat Indonesia berada di urutan ke-34. Sedangkan, Malaysia tembus di urutan ke-9. Selain keterampilan manajerial, diterangkan kemampuan interpersonal dan kemampuan berbahasa asing khususnya bahasa Inggris tenaga kerja Indonesia juga tidak jauh lebih baik.
Padahal kemampuan ini dinilai penting sebagai bahasa komunikasi bisnis Internasional. "Selain itu, kemampuan berbahasa Inggris ini dinilai mampu meningkatkan daya saing Indonesia di era MEA. Pemerintah perlu menggalakkan berbagai program belajar bahasa Inggris cepat, efektif dan efisien," pungkasnya.
Sebagai informasi Wardour and Oxford adalah sebuah konsultan pengembangan bisnis yang membantu para pengusaha dan perusahaan-perusahaan Fortune 1000 di Amerika dalam meluncurkan bisnis, merek dan produk mereka secara internasional. Sebagai sebuah lembaga pengembangan bisnis global, mereka telah bekerja sama dengan pengusaha dan perusahaan besar di seluruh dunia termasuk Indonesia.
(Baca Juga: Wantimpres Akui Daya Saing SDM RI di Pasar Global Rendah)
Dia menambahkan yang menjadi keprihatinan adalah rendahnya kemampuan berbahasa Inggris. Lanjut dia, kompetensi keahlian profesi dibutuhkan dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini. Menurutnya tenaga-tenaga kerja asing dari negara ASEAN lainnya telah dibekali dengan sertifikasi profesi yang menjamin kemampuan profesional mereka.
“Nilai jual tenaga kerja Indonesia akan jauh lebih rendah, jika mereka tidak memiliki kemampuan bahasa Inggris," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (11/3/2016).
Lanjut dia dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, kemampuan berbahasa Inggris masyarakat Indonesia berada di urutan ke-34. Sedangkan, Malaysia tembus di urutan ke-9. Selain keterampilan manajerial, diterangkan kemampuan interpersonal dan kemampuan berbahasa asing khususnya bahasa Inggris tenaga kerja Indonesia juga tidak jauh lebih baik.
Padahal kemampuan ini dinilai penting sebagai bahasa komunikasi bisnis Internasional. "Selain itu, kemampuan berbahasa Inggris ini dinilai mampu meningkatkan daya saing Indonesia di era MEA. Pemerintah perlu menggalakkan berbagai program belajar bahasa Inggris cepat, efektif dan efisien," pungkasnya.
Sebagai informasi Wardour and Oxford adalah sebuah konsultan pengembangan bisnis yang membantu para pengusaha dan perusahaan-perusahaan Fortune 1000 di Amerika dalam meluncurkan bisnis, merek dan produk mereka secara internasional. Sebagai sebuah lembaga pengembangan bisnis global, mereka telah bekerja sama dengan pengusaha dan perusahaan besar di seluruh dunia termasuk Indonesia.
(akr)