Kementerian KKP Dorong Pengembangan Minapadi Sleman
A
A
A
SLEMAN - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong pengembangan program budi daya ikan air tawar di lahan sawah pertanian padi atau yang disebut dengan minapadi. Bahkan menurut Sekretaris Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Tri Haryanto, program tersebut telah mendapatkan pengakuan dari Food and Agriculture Organization (FAO).
"Dengan model budidaya minapadi ini, kita tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pembudidaya dari sisi perikanan saja. Tapi kita ingin sinergi dengan sektor lain, ini terbukti. Kebetulan Sleman menjadi salah satu daerah yang ditunjuk FAO dan bisa menjadi percontohan di antara 50 wilayah lain di Indonesia," jelasnya di Sleman Yogyakarta, Jumat (11/3/2016).
Dia menambahkan, pihaknya juga ingin mengembangkan budidaya perikanan dengan konsep ini yang mandiri, berdaya saing profesional dan berkelanjutan. "Upayanya sudah kita lakukan. Dengan kegiatan ini, tentu saja mengajak para petani agar dalam bercocok tanam tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya dan keinginan kita agar budidaya ini dilakukan secara ramah lingkungan," sambungnya.
Lanjut dia, pengembangan minapadi Sleman dijelaskan sudah dilakukan sejak lama dimana lokasi pengembangannya telah menyebar di Kabupaten Sleman, Kecamatan Pakem, Ngemplak, Seyegan dan Berbah. Meski awalnya, memang hanya diikuti beberapa gelintir masyarakat saja lewat swadaya.
"Awalnya dilakukan oleh swadaya kelompok dengan luas berkisar 1000-3000 meter persegi (m2). Saat itu saya ingat, minapadi hanya dilakukan dalam rangka pembenihan sebelum ditebar di kolam," tandasnya.
Akhirnya dengan kegiatan yang berkesinambungan di tahun 2015, FAO menunjuk Sleman sebagai salah satu percontohan budidaya minapadi. Kegiatan ini berada di Kecamatan Sayegan seluas 25 hektar (ha). Dari 25 ha tersebut, 17 ha berada di dusun Cibuk Kidul, Desa Margoluwih dan 7 ha di dusun Kandangan, Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan.
"Dengan model budidaya minapadi ini, kita tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pembudidaya dari sisi perikanan saja. Tapi kita ingin sinergi dengan sektor lain, ini terbukti. Kebetulan Sleman menjadi salah satu daerah yang ditunjuk FAO dan bisa menjadi percontohan di antara 50 wilayah lain di Indonesia," jelasnya di Sleman Yogyakarta, Jumat (11/3/2016).
Dia menambahkan, pihaknya juga ingin mengembangkan budidaya perikanan dengan konsep ini yang mandiri, berdaya saing profesional dan berkelanjutan. "Upayanya sudah kita lakukan. Dengan kegiatan ini, tentu saja mengajak para petani agar dalam bercocok tanam tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya dan keinginan kita agar budidaya ini dilakukan secara ramah lingkungan," sambungnya.
Lanjut dia, pengembangan minapadi Sleman dijelaskan sudah dilakukan sejak lama dimana lokasi pengembangannya telah menyebar di Kabupaten Sleman, Kecamatan Pakem, Ngemplak, Seyegan dan Berbah. Meski awalnya, memang hanya diikuti beberapa gelintir masyarakat saja lewat swadaya.
"Awalnya dilakukan oleh swadaya kelompok dengan luas berkisar 1000-3000 meter persegi (m2). Saat itu saya ingat, minapadi hanya dilakukan dalam rangka pembenihan sebelum ditebar di kolam," tandasnya.
Akhirnya dengan kegiatan yang berkesinambungan di tahun 2015, FAO menunjuk Sleman sebagai salah satu percontohan budidaya minapadi. Kegiatan ini berada di Kecamatan Sayegan seluas 25 hektar (ha). Dari 25 ha tersebut, 17 ha berada di dusun Cibuk Kidul, Desa Margoluwih dan 7 ha di dusun Kandangan, Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan.
(akr)