Jokowi Dorong Pembenahan Tata Kelola Pangan dan Energi
A
A
A
SOLO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatnya pentingnya pembenahan tata kelola pangan dan energi agar bisa dimaksimalkan untuk kepentingan rakyat Indonesia. Pernyataan ini disampaikan saat memberikan kuliah umum di acara peringatan ulang tahun ke-40 Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo.
"Tahun 2043 penduduk dunia akan menjadi 12,3 miliar jiwa. Mereka akan berebut energi dan pangan. Keuntungan kompetitif kita adalah punya energi baik fosil dan yang terbarukan. Pangan kita juga punya. tapi belum terkelola dengan baik," jelasnya di Solo, Jumat (11/3/2016).
Dia mengajak perguruan tinggi untuk mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia masa depan yang kompetitif untuk menghadapi persaingan, keterbukaan, dan kompetisi globlal. Presiden juga meminta kampus mengambil tema-tema riset yang strategis, tematis, dan arahnya untuk kepentingan kehidupan masyarakat sehingga bisa langsung diterapkan sektor kehidupan riil.
Menurutnya Indonesia harus mulai menyiapkan strategi ekonomi global jangka panjang dari sekarang karena sudah memiliki modal yakni sumber energi dan pangan tersebut. Di sektor pangan, lanjut dia, Indonesia memiliki lahan siap tanam di Merauke, Papua, yang bisa menutupi kekurangan stok beras. "Kalau 4,2 juta hektar lahan di Merauke ditanam padi, maka sudah melebihi produksi nasional kita pada satu kali panen," ungkapnya.
Sementara untuk sektor energi, dia menerangkan Indonesia juga memiliki hampir semua sumber daya alam dan energi baru terbarukan yang bisa dimanfaatkan di masa mendatang. Hanya saja belum dikelola dengan baik karena strategi manajemen ekonomi tidak dirancang dengan baik. "Kita punya angin, sawit, ini masalah manajemen pengelolaan," tandasnya.
"Tahun 2043 penduduk dunia akan menjadi 12,3 miliar jiwa. Mereka akan berebut energi dan pangan. Keuntungan kompetitif kita adalah punya energi baik fosil dan yang terbarukan. Pangan kita juga punya. tapi belum terkelola dengan baik," jelasnya di Solo, Jumat (11/3/2016).
Dia mengajak perguruan tinggi untuk mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia masa depan yang kompetitif untuk menghadapi persaingan, keterbukaan, dan kompetisi globlal. Presiden juga meminta kampus mengambil tema-tema riset yang strategis, tematis, dan arahnya untuk kepentingan kehidupan masyarakat sehingga bisa langsung diterapkan sektor kehidupan riil.
Menurutnya Indonesia harus mulai menyiapkan strategi ekonomi global jangka panjang dari sekarang karena sudah memiliki modal yakni sumber energi dan pangan tersebut. Di sektor pangan, lanjut dia, Indonesia memiliki lahan siap tanam di Merauke, Papua, yang bisa menutupi kekurangan stok beras. "Kalau 4,2 juta hektar lahan di Merauke ditanam padi, maka sudah melebihi produksi nasional kita pada satu kali panen," ungkapnya.
Sementara untuk sektor energi, dia menerangkan Indonesia juga memiliki hampir semua sumber daya alam dan energi baru terbarukan yang bisa dimanfaatkan di masa mendatang. Hanya saja belum dikelola dengan baik karena strategi manajemen ekonomi tidak dirancang dengan baik. "Kita punya angin, sawit, ini masalah manajemen pengelolaan," tandasnya.
(akr)