Investor Asal Korea Lirik Industri Perkapalan RI
A
A
A
JAKARTA - Investor asal Korea Selatan kembali menyampaikan minat investasi di Indonesia. Kali ini, investor membidik sektor perkapalan dengan menyampaikan minat investasi sebesar USD80 juta atau Rp1 triliu (kurs Rp12.500/USD) untuk menyediakan dua kapal transportasi gas.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengemukakan, investor asal Negeri Gingseng tersebut akan segera melakukan site visit ke Indonesia untuk mencari mitra lokal. Minat ini merupakan salah satu hasil tindak lanjut dari kunjungannya ke Korea Selatan pekan lalu.
Menurutnya, investor Korea Selatan berminat terutama dalam bidang usaha transportasi laut. Untuk merealisasikan minat tersebut, investor akan mengirimkan dua kapal pengangkut komoditas gas bumi dan terbukanya peluang untuk pembangunan terminal gas sebagai storage.
"Saat ini tidak hanya besarnya investasi saja yang dicari, tapi adanya nilai tambah bagi Indonesia. Melalui minat investasi tersebut, menunjukkan adanya peluang yang cukup besar dan berkelanjutan di industri transportasi laut. Investor juga menyinggung program Presiden tentang tol laut yang akan memberikan dampak positif bagi Indonesia. Selain itu, terbuka peluang untuk pembangunan terminal gas sebagai storage," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews di Jakarta, Minggu (13/3/2016)
Franky menuturkan, Korea Selatan merupakan salah satu negara yang aktif berinvestasi di Indonesia. Realisasi investasi Korea Selatan selama 2015 tercatat mencapai Rp15,1 triliun terdiri dari 2.329 proyek. Sedangkan sejak 2010-2015, investasi yang telah direalisasikan mencapai angka Rp79,6 triliun.
"Investasi dari Korea Selatan selama lima tahun terakhir selalu berada di peringkat lima teratas, sehingga menjadikan Korea Selatan sebagai salah satu sumber utama investasi di Indonesia. Sementara dari sisi komitmen investasi dari Korea Selatan sepanjang tahun lalu, BKPM mencatat sebesar USD4,8 miliar dengan pertumbuhan mencapai 86% dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya," jelasnya.
Pejabat Promosi Investasi Kantor Perwakilan BKPM (IIPC) di Seoul Imam Soejoedi menyatakan, minat investasi ini merupakan hasil pro-aktif tenaga pemasaran (marketing) IIPC Seoul dengan mendatangi beberapa perusahaan yang menjadi target investor.
"Pada 2015 lalu, kami bertemu langsung dengan beberapa perusahaan yang menjadi target investor, yaitu perusahaan besar yang dapat memberikan nilai lebih bagi Indonesia untuk menanamkan modalnya di lima sektor prioritas. Kami menjalankan strategi pro-active marketing dan clearing house agent," jelas Imam.
Korea Selatan termasuk dalam sembilan negara prioritas investasi selain Tiongkok, Taiwan, Timur Tengah, Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Australia dan Inggris. Investasi yang masuk dari Korea Selatan tahun lalu mencapai USD1,2 miliar atau tumbuh sebesar 7,6% dari periode yang sama pada 2014.
Sejak 2010-2015 nilai investasi yang masuk dari Korea Selatan mencapai angka USD8 miliar. Dalam periode tersebut sektor yang masuk didominasi oleh sektor industri logam mencapai 45%. (lly)
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengemukakan, investor asal Negeri Gingseng tersebut akan segera melakukan site visit ke Indonesia untuk mencari mitra lokal. Minat ini merupakan salah satu hasil tindak lanjut dari kunjungannya ke Korea Selatan pekan lalu.
Menurutnya, investor Korea Selatan berminat terutama dalam bidang usaha transportasi laut. Untuk merealisasikan minat tersebut, investor akan mengirimkan dua kapal pengangkut komoditas gas bumi dan terbukanya peluang untuk pembangunan terminal gas sebagai storage.
"Saat ini tidak hanya besarnya investasi saja yang dicari, tapi adanya nilai tambah bagi Indonesia. Melalui minat investasi tersebut, menunjukkan adanya peluang yang cukup besar dan berkelanjutan di industri transportasi laut. Investor juga menyinggung program Presiden tentang tol laut yang akan memberikan dampak positif bagi Indonesia. Selain itu, terbuka peluang untuk pembangunan terminal gas sebagai storage," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews di Jakarta, Minggu (13/3/2016)
Franky menuturkan, Korea Selatan merupakan salah satu negara yang aktif berinvestasi di Indonesia. Realisasi investasi Korea Selatan selama 2015 tercatat mencapai Rp15,1 triliun terdiri dari 2.329 proyek. Sedangkan sejak 2010-2015, investasi yang telah direalisasikan mencapai angka Rp79,6 triliun.
"Investasi dari Korea Selatan selama lima tahun terakhir selalu berada di peringkat lima teratas, sehingga menjadikan Korea Selatan sebagai salah satu sumber utama investasi di Indonesia. Sementara dari sisi komitmen investasi dari Korea Selatan sepanjang tahun lalu, BKPM mencatat sebesar USD4,8 miliar dengan pertumbuhan mencapai 86% dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya," jelasnya.
Pejabat Promosi Investasi Kantor Perwakilan BKPM (IIPC) di Seoul Imam Soejoedi menyatakan, minat investasi ini merupakan hasil pro-aktif tenaga pemasaran (marketing) IIPC Seoul dengan mendatangi beberapa perusahaan yang menjadi target investor.
"Pada 2015 lalu, kami bertemu langsung dengan beberapa perusahaan yang menjadi target investor, yaitu perusahaan besar yang dapat memberikan nilai lebih bagi Indonesia untuk menanamkan modalnya di lima sektor prioritas. Kami menjalankan strategi pro-active marketing dan clearing house agent," jelas Imam.
Korea Selatan termasuk dalam sembilan negara prioritas investasi selain Tiongkok, Taiwan, Timur Tengah, Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Australia dan Inggris. Investasi yang masuk dari Korea Selatan tahun lalu mencapai USD1,2 miliar atau tumbuh sebesar 7,6% dari periode yang sama pada 2014.
Sejak 2010-2015 nilai investasi yang masuk dari Korea Selatan mencapai angka USD8 miliar. Dalam periode tersebut sektor yang masuk didominasi oleh sektor industri logam mencapai 45%. (lly)
(dmd)