Blok Masela Pakai FLNG Diklaim Perkuat Perbatasan RI
A
A
A
JAKARTA - Skema penggunaan kilang terapung di laut (Floating LNG/offshore) untuk Blok Masela, diklaim mempunyai keunggulan dalam memperkuat kekuasaan Indonesia di wilayah yang berbatasan dengan Australia. Karena itu Direktur Eksekutif Institute for Defense and Security Studies, Connie Rahakundini Bakrie menilai kilang laut lebih baik dibandingkan kilang darat (Onshore LNG).
“Dari aspek kehadiran, termasuk aspek pengembangan pertahanan baik militer dan nonmiliter yaitu tumbuhnya lalu lintas kapal di area Masela, maka pilihannya memang harus offshore,” katanya di Jakarta, Senin (14/3/2016).
(Baca Juga: Penyebab Kisruh Rizal Ramli-Sudirman Said Soal Blok Masela)
Menurutnya dengan memilih pengolahan gas di laut maka Indonesia akan lebih cepat menancapkan eksistensi di wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) dibandingkan jika pengolahan gas di bangun di darat.
“Indonesia harus segera memutuskan rencana pengembangan (plan of development/POD) pengolahan gas Blok Masela karena Australia juga sedang memperkuat wilayah perbatasannya dengan membangun sejumlah pengolahan gas terapung di laut,” kata dia.
Dia menambahkan, dari aspek kebijakan berbasis pendekatan holistik setempat mencakup manusia, ruang hidup, kesejahteraan, keberlangsungan, kemakmuran, dan terjaganya lingkungan, maka opsi pengolahan gas di laut lebih tepat. Hal itu sesuai visi Presiden Joko Widodo mewujudkan poros maritim dunia.
(Baca Juga: Kilang Laut Blok Masela Bakal Picu Konflik Indonesia-Australia)
Dengan pengembangan pengolahan gas di laut akan mendorong kesiapan TNI AL memiliki aspek materi ideal berupa Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) yaitu KRI, pesawat udara, marinir, pangkalan, dan kapabilitas perang udara yakni TNI AU sebagai payung utama kekuatan AL, sehingga mampu mengefektifkan pola operasi pengamanan negara kepulauan hingga perairan kawasan.
“Artinya di Indonesia timur akan semakin terwujud Pangkalan TNI AL yang bersinergi dengan Pangkalan TNI AU yang besar, kuat, dan mumpuni,” ujarnya.
(Baca Juga: RI Diminta Waspada Blok Masela Diintai Australia)
Oleh karena itu, Connie meminta pemerintah betul-betul menjaga area Masela dari kemungkinan proxy war terutama dari kepentingan Australia dan aliansinya. “Sebab itu sikap tegas pemerintah diperlukan dan sekali lagi Presiden jangan terjebak hanya pada masalah hitungan proyek antara onshore dan offshore, tapi bagaimana aspek keberlangsungan sumber daya kita ke depan,” tutup dia.
“Dari aspek kehadiran, termasuk aspek pengembangan pertahanan baik militer dan nonmiliter yaitu tumbuhnya lalu lintas kapal di area Masela, maka pilihannya memang harus offshore,” katanya di Jakarta, Senin (14/3/2016).
(Baca Juga: Penyebab Kisruh Rizal Ramli-Sudirman Said Soal Blok Masela)
Menurutnya dengan memilih pengolahan gas di laut maka Indonesia akan lebih cepat menancapkan eksistensi di wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) dibandingkan jika pengolahan gas di bangun di darat.
“Indonesia harus segera memutuskan rencana pengembangan (plan of development/POD) pengolahan gas Blok Masela karena Australia juga sedang memperkuat wilayah perbatasannya dengan membangun sejumlah pengolahan gas terapung di laut,” kata dia.
Dia menambahkan, dari aspek kebijakan berbasis pendekatan holistik setempat mencakup manusia, ruang hidup, kesejahteraan, keberlangsungan, kemakmuran, dan terjaganya lingkungan, maka opsi pengolahan gas di laut lebih tepat. Hal itu sesuai visi Presiden Joko Widodo mewujudkan poros maritim dunia.
(Baca Juga: Kilang Laut Blok Masela Bakal Picu Konflik Indonesia-Australia)
Dengan pengembangan pengolahan gas di laut akan mendorong kesiapan TNI AL memiliki aspek materi ideal berupa Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) yaitu KRI, pesawat udara, marinir, pangkalan, dan kapabilitas perang udara yakni TNI AU sebagai payung utama kekuatan AL, sehingga mampu mengefektifkan pola operasi pengamanan negara kepulauan hingga perairan kawasan.
“Artinya di Indonesia timur akan semakin terwujud Pangkalan TNI AL yang bersinergi dengan Pangkalan TNI AU yang besar, kuat, dan mumpuni,” ujarnya.
(Baca Juga: RI Diminta Waspada Blok Masela Diintai Australia)
Oleh karena itu, Connie meminta pemerintah betul-betul menjaga area Masela dari kemungkinan proxy war terutama dari kepentingan Australia dan aliansinya. “Sebab itu sikap tegas pemerintah diperlukan dan sekali lagi Presiden jangan terjebak hanya pada masalah hitungan proyek antara onshore dan offshore, tapi bagaimana aspek keberlangsungan sumber daya kita ke depan,” tutup dia.
(akr)