Pengusaha Ragukan Penurunan BI Rate Kerek Daya Beli
A
A
A
JAKARTA - Penurunan tingkat suku bunga acuan (BI rate) dari level 7,00% menjadi 6,75% menurut Corporate Communications GM Transmart Carrefour, Satria Hamid tidak serta merta akan menaikkan daya beli masyarakat. Meski mengapresiasi langkah Bank Indonesia (BI), namun menurutnya daya beli akan naik jika pemerintah mempercepat pelaksanaan proyek seperti infrastruktur.
"Kalau kita bicara di lapangan soal itu (BI rate mendongkrak daya beli), terkadang pada kenyataannya tidak tercapai atau belum tercapai untuk membuat daya beli masyarakat jadi meningkat," jelasnya kepada Sindonews di Jakarta, Minggu (20/3/2016).
(Baca Juga: Penurunan BI Rate Diharapkan Dongkrak Daya Beli Masyarakat)
Lanjut dia pemerintah harus melihat juga dari sisi yang lain seperti percepatan infrastruktur, distribusi, tingkat suku bunga, dalam upaya meningkatkan daya beli. Selain itu nilai tukar rupiah yang sekarang masih mengalami fluktuasi juga berpengaruh. "Kita mesti lihat juga itu, jadi banyak pengaruhnya. Tidak serta merta terhadap BI rate itu sendiri. Tapi itu menjadi salah satu faktor pendorong," kata dia.
Selain itu, menurutnya semua faktor dari sisi ekonomi, seperti harga Bahan Bakar Minyak (BBM), listrik, kenaikan upah tenaga kerja juga harus menunjang dan memang pemerintah harus melakukan kerja keras lagi untuk menstabilkan faktor-faktor tersebut.
"Jadi itulah langkah yang harus dilaksanakan pemerintah untuk meningkatkan daya beli. Ini juga momentum untuk pemerintah meningkatkan infrastruktur, seperti tol laut misalnya. Itu sekarang bagaimana nasibnya? Banyak yang harus dievaluasi," pungkasnya.
"Kalau kita bicara di lapangan soal itu (BI rate mendongkrak daya beli), terkadang pada kenyataannya tidak tercapai atau belum tercapai untuk membuat daya beli masyarakat jadi meningkat," jelasnya kepada Sindonews di Jakarta, Minggu (20/3/2016).
(Baca Juga: Penurunan BI Rate Diharapkan Dongkrak Daya Beli Masyarakat)
Lanjut dia pemerintah harus melihat juga dari sisi yang lain seperti percepatan infrastruktur, distribusi, tingkat suku bunga, dalam upaya meningkatkan daya beli. Selain itu nilai tukar rupiah yang sekarang masih mengalami fluktuasi juga berpengaruh. "Kita mesti lihat juga itu, jadi banyak pengaruhnya. Tidak serta merta terhadap BI rate itu sendiri. Tapi itu menjadi salah satu faktor pendorong," kata dia.
Selain itu, menurutnya semua faktor dari sisi ekonomi, seperti harga Bahan Bakar Minyak (BBM), listrik, kenaikan upah tenaga kerja juga harus menunjang dan memang pemerintah harus melakukan kerja keras lagi untuk menstabilkan faktor-faktor tersebut.
"Jadi itulah langkah yang harus dilaksanakan pemerintah untuk meningkatkan daya beli. Ini juga momentum untuk pemerintah meningkatkan infrastruktur, seperti tol laut misalnya. Itu sekarang bagaimana nasibnya? Banyak yang harus dievaluasi," pungkasnya.
(akr)