BI dan IMF Beda Pendapat Soal Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengaku tidak sejalan dengan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) terkait prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. IMF beberapa waktu lalu mengoreksi prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan hanya tumbuh 4,9%.
(Baca Juga: Jurus BI Tangkis Perlambatan Ekonomi Global)
Sementara Gubernur BI Agus Martowardojo mengungkapkan bahwa pihaknya tetap optimis Indonesia bisa tumbuh hingga 5,6% tahun ini. BI memproyeksi pertumbuhan RI akan berada di level 5,2 sampai 5,6%. "Kami di Indonesia melihat komitmen pemerintah melakukan ekonomi struktural itu membuat potensi Indonesia lebih baik, tumbuh 5,2 sampai 5,6 persen," katanya di Gedung BI, Jakarta, Rabu (23/3/2016).
(Baca Juga: Diprediksi Meningkat, Ini Stimulus Pertumbuhan Ekonomi 2016)
Menurutnya, alasan IMF mengoreksi prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia karena melihat adanya koreksi terhadap pertumbuhan ekonomi dunia, pelemahan harga komoditi dan pelemahan ekonomi negara berkembang. Kendati demikian, mantan Menteri Keuangan ini tetap meyakini dengan komitmen Indonesia melakukan reformasi struktural akan membuat ekonomi Indonesia jauh lebih baik lagi.
"Peran pemerintah di transportasi dan konsumsi bisa membuat swasta lebih berperan, kami dapat memahami kalau IMF mengatakan akan ada koreksi tetapi ini berlaku untuk dunia, sedangkan kalau kita spesifik melihat Indonesia," tandasnya.
(Baca Juga: Jurus BI Tangkis Perlambatan Ekonomi Global)
Sementara Gubernur BI Agus Martowardojo mengungkapkan bahwa pihaknya tetap optimis Indonesia bisa tumbuh hingga 5,6% tahun ini. BI memproyeksi pertumbuhan RI akan berada di level 5,2 sampai 5,6%. "Kami di Indonesia melihat komitmen pemerintah melakukan ekonomi struktural itu membuat potensi Indonesia lebih baik, tumbuh 5,2 sampai 5,6 persen," katanya di Gedung BI, Jakarta, Rabu (23/3/2016).
(Baca Juga: Diprediksi Meningkat, Ini Stimulus Pertumbuhan Ekonomi 2016)
Menurutnya, alasan IMF mengoreksi prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia karena melihat adanya koreksi terhadap pertumbuhan ekonomi dunia, pelemahan harga komoditi dan pelemahan ekonomi negara berkembang. Kendati demikian, mantan Menteri Keuangan ini tetap meyakini dengan komitmen Indonesia melakukan reformasi struktural akan membuat ekonomi Indonesia jauh lebih baik lagi.
"Peran pemerintah di transportasi dan konsumsi bisa membuat swasta lebih berperan, kami dapat memahami kalau IMF mengatakan akan ada koreksi tetapi ini berlaku untuk dunia, sedangkan kalau kita spesifik melihat Indonesia," tandasnya.
(akr)