Cerita Bos Sentul City Hobi Mancing Sempat Tersasar di Laut

Sabtu, 02 April 2016 - 09:09 WIB
Cerita Bos Sentul City Hobi Mancing Sempat Tersasar di Laut
Cerita Bos Sentul City Hobi Mancing Sempat Tersasar di Laut
A A A
BAGI sebagian orang, kegiatan memancing terdengar membosankan. Namun, bagi Presiden Direktur Sentul City Keith Steven Muljadi, memancing justru menjadi hobinya sejak kecil.

“Saya suka mancing, boating, dan hal-hal yang berkaitan dengan air dan laut,” ujarnya saat ditemui KORAN SINDO di kantornya di kawasan Sentul City, Bogor, Jawa Barat, belum lama ini.

Pria yang pernah tinggal di Seattle, Amerika Serikat (AS), selama sepuluh tahun itu lantas menceritakan kenangan tak terlupakan semasa di Negeri Paman Sam. Steven menuturkan kebiasaannya mancing dan boating di Long Beach Ilwaco, Washington.
Di tempat ini, ia kerap menghabiskan waktu dengan memancing atau wara-wiri naik perahu sembari mendengarkan musik dan makan-makan bersama beberapa kawan.

Sesuai aturan, perahu kecil tidak boleh dikemudikan terlalu jauh dari daratan. Namun, suatu ketika, saking asyiknya memancing, Steven dan kawan-kawannya lupa diri dan tidak menyadari kalau perahu mereka sudah berada di tengah laut hingga tak tampak lagi daratan oleh mereka.

Ya, mereka nyasar! Kepanikan bertambah karena ombaknya mencapai kira-kira empat meter. “Ngeri banget. Kita pasrah saja berdoa,” kenangnya.

Sepuluh tahun tidak memancing, alumnus Seattle University tersebut mengaku rindu dengan aktivitas hobinya itu. Steven masih ingat ikan terbesar yang ditangkapnya di Ilwaco adalah ikan salmon seberat 20 pound pada 2006 lalu. “Di sini memang belum pernah memancing. Kalau ke Bali saya ingin coba mancing dan boating lagi,” ungkap pria yang sedang menanti kelahiran anak keduanya itu.

Sebagai workaholic, Steven kesulitan mengalokasikan waktu untuk menjalani hobinya itu. Padahal, memancing selain menyenangkan juga menjadi sarana untuk merenung dan merefleksi kembali kehidupannya.

“Mancing itu long time, waktu sendiri di mana saya bisa merefleksi lagi hidup saya, keluarga, hal-hal yang lucu, kegagalan saya, keraguan saya. Jadi sambil mancing saya juga mikirin apa yang akan dilakukan ke depan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Steven menuturkan, semangat atau passion dalam dirinya yaitu ingin membawa dampak positif dan berkontribusi bagi orang lain atau sekitarnya. Maka, ia banyak terlibat dalam kegiatan transformasi komunitas, salah satunya dalam program kesehatan di Afrika. “Orientasi saya transformasi komunitas. Saya senang di situ,” ucapnya.

Steven juga mengatakan bahwa pengalaman hidup, pahit atau manis, bisa menjadi bekal berharga dan berguna suatu saat nanti. Selain itu, harus ada kemauan untuk terus belajar dari siapapun. “Kita harus selalu jujur, jangan pikir kita hebat, selalu ada orang yang lebih hebat dari kita. Makanya selalu belajar!” pungkasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6248 seconds (0.1#10.140)