Realisasi APBN, Rupiah Menguat Sepanjang Kuartal I/2016
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro menerangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) tercatat menguat sepanjang kuartal I 2016. Mata uang Garuda mengalami penguatan dibandingkan asumsi sebelumnya seperti yang dilaporkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) saat menyampaikan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada kuartal I-2016, yakni periode Januari-Maret.
Untuk komponen asumsi makro ekonomi, nilai tukar rupiah mengalami penguatan dibandingkan asumsi dalam APBN. "Rupiah membaik dari asumsi APBN 2016. Kita harapkan sepanjang tahun bisa tetap stabil," jelas Bambang di depan anggota dewan di Gedung DPR, Jakarta, Senin (11/4/2016).
Dia juga menyatakan untuk produksi minyak mengalami penurunan di angka 785,2 ribu barel per hari, atau jauh berbeda dibandingkan asumsi dalam APBN 2016 yakni 830 ribu barel per hari. "Produksi minyak memang sedang tidak baik, seiring dengan penurunan harganya. Namun untuk gas cukup bagus dengan realisasi yang lebih tinggi," sambung dia.
Sementara untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri, dia mengakui belum dapat menyampaikan lantaran masih menunggu rilis resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam APBN 2016, dijelaskan bahwa targetnya 5,3%. "Belum bisa kita sampaikan. Karena kita menunggu rilis resmi dari BPS," tutup dia.
Berikut realisasi asumsi makro ekonomi pada kuartal I-2016 (Januari-Maret):
- Inflasi 4,45% (yoy) - APBN 2016 adalah 4,7%
- Kurs Rp 13.527/USD - APBN 2016 adalah Rp 13.900/USD
- SPN 3 bulan 5,9% - APBN 2016 adalah 5,5%
- ICP USD 30,2 per barel - APBN 2016 adalah USD 50 per barel
- Minyak 785,2 ribu barel per hari - APBN 2016 adalah 830 ribu barel per hari
- Gas 1,2 juta barel setara minyak - APBN 2016 adalah 1,1 juta barel setara minyak.
Untuk komponen asumsi makro ekonomi, nilai tukar rupiah mengalami penguatan dibandingkan asumsi dalam APBN. "Rupiah membaik dari asumsi APBN 2016. Kita harapkan sepanjang tahun bisa tetap stabil," jelas Bambang di depan anggota dewan di Gedung DPR, Jakarta, Senin (11/4/2016).
Dia juga menyatakan untuk produksi minyak mengalami penurunan di angka 785,2 ribu barel per hari, atau jauh berbeda dibandingkan asumsi dalam APBN 2016 yakni 830 ribu barel per hari. "Produksi minyak memang sedang tidak baik, seiring dengan penurunan harganya. Namun untuk gas cukup bagus dengan realisasi yang lebih tinggi," sambung dia.
Sementara untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri, dia mengakui belum dapat menyampaikan lantaran masih menunggu rilis resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam APBN 2016, dijelaskan bahwa targetnya 5,3%. "Belum bisa kita sampaikan. Karena kita menunggu rilis resmi dari BPS," tutup dia.
Berikut realisasi asumsi makro ekonomi pada kuartal I-2016 (Januari-Maret):
- Inflasi 4,45% (yoy) - APBN 2016 adalah 4,7%
- Kurs Rp 13.527/USD - APBN 2016 adalah Rp 13.900/USD
- SPN 3 bulan 5,9% - APBN 2016 adalah 5,5%
- ICP USD 30,2 per barel - APBN 2016 adalah USD 50 per barel
- Minyak 785,2 ribu barel per hari - APBN 2016 adalah 830 ribu barel per hari
- Gas 1,2 juta barel setara minyak - APBN 2016 adalah 1,1 juta barel setara minyak.
(akr)