BNI Targetkan Fee Based Income 30%
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk., (BNI) menargetkan kenaikan pendapatan berbasis biaya (fee based income) di atas 30% tahun ini. BNI juga mencatat pendapatan non bunga tumbuh 16% menjadi Rp 2,21 triliun per Maret 2016 dibandingkan posisi Rp 1,90 triliun per Maret 2015.
Pendapatan tersebut terdiri dari pendapatan komisi Rp 2,04 triliun dan non komisi Rp 175 miliar. Kontribusi fee terbesar berasal dari surat berharga 20%, akun nasabah 16%, dan dari bisnis kartu 14%. BNI mencatat pendapatan komisi dari e-banking tumbuh 14,3% menjadi Rp 288 miliar per Maret 2016 dibandingkan posisi Rp 252 miliar per Maret 2015.
Wakil Direktur Utama BNI, Suprajarto mengatakan pihaknya ingin mendorong efisiensi dalam menutup penurunan nett interest margin (NIM) dengan mendorong kenaikan fee based income. Perseroan optimistis akan meningkatkan fee income terutama dari e-banking.
"Pasti kami akan genjot fee based income. Targetnya signifikan, kami ingin di atas 30%. Makanya e-banking, e-channel kita kembangkan," ujar Suprajarto di Jakarta, Rabu (20/4/2016).
Menurut Suprajarto, untuk menurunkan NIM diperlukan ekspansi penyaluran kredit. Untuk mendorong itu, pihaknya akan memperluas cabang-cabang baru yang belum terjamah.
"Kami akan tambah 70 cabang, karena modalnya bisa digabungkan. Terutama kawasan blank spot di daerah timur Indonesia. Saya baru ke Papua dan di sana blank spot masih banyak. Kemudian wilayah barat yang ujung dan wilayah yang dekat perbatasan," ujarnya.
Pendapatan tersebut terdiri dari pendapatan komisi Rp 2,04 triliun dan non komisi Rp 175 miliar. Kontribusi fee terbesar berasal dari surat berharga 20%, akun nasabah 16%, dan dari bisnis kartu 14%. BNI mencatat pendapatan komisi dari e-banking tumbuh 14,3% menjadi Rp 288 miliar per Maret 2016 dibandingkan posisi Rp 252 miliar per Maret 2015.
Wakil Direktur Utama BNI, Suprajarto mengatakan pihaknya ingin mendorong efisiensi dalam menutup penurunan nett interest margin (NIM) dengan mendorong kenaikan fee based income. Perseroan optimistis akan meningkatkan fee income terutama dari e-banking.
"Pasti kami akan genjot fee based income. Targetnya signifikan, kami ingin di atas 30%. Makanya e-banking, e-channel kita kembangkan," ujar Suprajarto di Jakarta, Rabu (20/4/2016).
Menurut Suprajarto, untuk menurunkan NIM diperlukan ekspansi penyaluran kredit. Untuk mendorong itu, pihaknya akan memperluas cabang-cabang baru yang belum terjamah.
"Kami akan tambah 70 cabang, karena modalnya bisa digabungkan. Terutama kawasan blank spot di daerah timur Indonesia. Saya baru ke Papua dan di sana blank spot masih banyak. Kemudian wilayah barat yang ujung dan wilayah yang dekat perbatasan," ujarnya.
(ven)