Lawatan Jokowi ke Eropa Tuntaskan Perundingan IE-CEPA
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rangkaian lawatan ke Eropa telah melakukan pertemuan dengan Komisi Eropa di Brussels, dipimpin Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Junker. Dalam pertemuan bilateral ini, Jokowi menuntaskan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership (IE-CEPA).
Jokowi menyatakan, Indonesia dan Uni Eropa telah mengambil satu langkah maju dengan sudah selesainya pembahasan scoping papers mengenai IE-CEPA. Pembahasan scoping papers memang sempat terhenti menjelang dan beberapa bulan setelah berlangsungnya pergantian pemerintahan di Indonesia.
"Pembahasan scoping papers mengenai Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), yang sempat terhenti bertahun-tahun, akhirnya dapat diselesaikan hari ini," katanya dalam siaran pers yang diterima Sindonews di Jakarta, Jumat (22/4/2016).
Jokowi menyatakan, scoping papers ini akan menjadi dasar bagi negosiasi CEPA. Sehingga, mantan Gubernur DKI Jakarta ini berharap negosiasi dapat segera dilakukan.
Dia menekankan kesiapan Indonesia untuk segera melakukan negosiasi CEPA sejalan dengan komitmen Indonesia menjadikan ekonomi Indonesia terbuka dan kompetitif. "Dalam pertemuan saya dengan Kanselir Merkel dan PM Cameron minggu ini, keduanya juga telah memberikan komitmen agar negosiasi Indonesia-UE CEPA segera dimulai," imbuhnya.
Baginya, CEPA akan memperkuat perekonomian Indonesia dan negara-negara Uni Eropa yang kuat akan memberikan manfaat bagi semua pihak termasuk Indonesia. Dalam kaitan ini Presiden berharap Inggris tetap menjadi bagian dari Uni Eropa.
Dalam pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa, Jokowi juga berharap kiranya FLEGT Licence dapat segera diberlakukan. "Ini sebagai bentuk penghargaan bagi perdagangan kayu yang legal dan berkelanjutan," tuturnya.
Dalam pertemuan bilateral ini, Presiden didampingi Menteri Koorinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Duta Besar RI untuk UE Yuri O Thamrin serta Direktur Kerjasama Intra-Kawasan Amerika Eropa Dewi Tobing.
Jokowi menyatakan, Indonesia dan Uni Eropa telah mengambil satu langkah maju dengan sudah selesainya pembahasan scoping papers mengenai IE-CEPA. Pembahasan scoping papers memang sempat terhenti menjelang dan beberapa bulan setelah berlangsungnya pergantian pemerintahan di Indonesia.
"Pembahasan scoping papers mengenai Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), yang sempat terhenti bertahun-tahun, akhirnya dapat diselesaikan hari ini," katanya dalam siaran pers yang diterima Sindonews di Jakarta, Jumat (22/4/2016).
Jokowi menyatakan, scoping papers ini akan menjadi dasar bagi negosiasi CEPA. Sehingga, mantan Gubernur DKI Jakarta ini berharap negosiasi dapat segera dilakukan.
Dia menekankan kesiapan Indonesia untuk segera melakukan negosiasi CEPA sejalan dengan komitmen Indonesia menjadikan ekonomi Indonesia terbuka dan kompetitif. "Dalam pertemuan saya dengan Kanselir Merkel dan PM Cameron minggu ini, keduanya juga telah memberikan komitmen agar negosiasi Indonesia-UE CEPA segera dimulai," imbuhnya.
Baginya, CEPA akan memperkuat perekonomian Indonesia dan negara-negara Uni Eropa yang kuat akan memberikan manfaat bagi semua pihak termasuk Indonesia. Dalam kaitan ini Presiden berharap Inggris tetap menjadi bagian dari Uni Eropa.
Dalam pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa, Jokowi juga berharap kiranya FLEGT Licence dapat segera diberlakukan. "Ini sebagai bentuk penghargaan bagi perdagangan kayu yang legal dan berkelanjutan," tuturnya.
Dalam pertemuan bilateral ini, Presiden didampingi Menteri Koorinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Duta Besar RI untuk UE Yuri O Thamrin serta Direktur Kerjasama Intra-Kawasan Amerika Eropa Dewi Tobing.
(izz)