Astra Life Tawarkan Asuransi Jiwa Berbalut Investasi
A
A
A
JAKARTA - Melengkapi kebutuhan kaum urban terhadap perencanaan finansial yang baik, PT Astra Aviva Life (Astra Life) meluncurkan AVA iFuture, produk asuransi jiwa yang dikaitkan dengan investasi.
Produk AVA iFuture memungkinkan pemegang polis untuk mangalokasikan dana investasi yang lebih besar pada awal kepemilikan, sehingga nilai investasi bisa menjadi lebih optimal.
Direktur Astra Life Windawati Tjahjadi menyatakan, dengan investasi yang lebih optimal sejak awal tahun kepemilikan polis. Produk ini bisa menjadi pilihan bagi yang ingin mengatur penghasilannya sembari mendapatkan perlindungan jiwa dari segala risiko yang ada.
"Saat ini masih banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa sesungguhnya masalah dan risiko yang dihadapi di era globalisasi saat ini," ujarnya di Jakarta, Rabu (11/5/2016).
Dia menjelaskan, ada tiga risiko mulai dari adanya kemungkinan meninggal terlalu cepat atau pada usia muda, sehingga membutuhkan dana. Kedua, adanya kemungkinan hidup terlalu lama sehingga membutuhkan biaya pada masa tua.
Ketiga, ada kemungkinan mengalami penyakit kritis sehingga menghabiskan biaya besar dan menguras harta kekayaan untuk berobat. "Jadi, berapapun jumlah penghasilan seseorang, dia harus mampu mengelola dan mengantisipasi jika salah satu di antara ketiga risiko yang disebutkan tadi terjadi agar dia dan keluarganya tetap bertahan untuk masa depan," pungkas Windawati.
Produk AVA iFuture memungkinkan pemegang polis untuk mangalokasikan dana investasi yang lebih besar pada awal kepemilikan, sehingga nilai investasi bisa menjadi lebih optimal.
Direktur Astra Life Windawati Tjahjadi menyatakan, dengan investasi yang lebih optimal sejak awal tahun kepemilikan polis. Produk ini bisa menjadi pilihan bagi yang ingin mengatur penghasilannya sembari mendapatkan perlindungan jiwa dari segala risiko yang ada.
"Saat ini masih banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa sesungguhnya masalah dan risiko yang dihadapi di era globalisasi saat ini," ujarnya di Jakarta, Rabu (11/5/2016).
Dia menjelaskan, ada tiga risiko mulai dari adanya kemungkinan meninggal terlalu cepat atau pada usia muda, sehingga membutuhkan dana. Kedua, adanya kemungkinan hidup terlalu lama sehingga membutuhkan biaya pada masa tua.
Ketiga, ada kemungkinan mengalami penyakit kritis sehingga menghabiskan biaya besar dan menguras harta kekayaan untuk berobat. "Jadi, berapapun jumlah penghasilan seseorang, dia harus mampu mengelola dan mengantisipasi jika salah satu di antara ketiga risiko yang disebutkan tadi terjadi agar dia dan keluarganya tetap bertahan untuk masa depan," pungkas Windawati.
(izz)